Cerita Iman, Wisudawan Berprestasi Universitas BSI Kampus Tasikmalaya
Iman lolos program Kampus Mengajar yang memberinya pengalaman di dunia pendidikan.
REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kampus Digital Kreatif Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Tasikmalaya memiliki banyak mahasiswa berprestasi yang turut mengikuti proses wisuda ke-17, pada Selasa (14/11/2023) di Hotel Aston Inn Tasikmalaya.
Mochamad Iman Firman merupakan mahasiswa prodi Sistem Informasi Universitas BSI kampus Tasikmalaya yang lulus sebagai wisudawan dengan prestasi yang membanggakan. Lolos dalam program Kampus Mengajar Angkatan 4 Tahun 2022, memberikan Iman pengalaman yang luar biasa terutama dalam bersosialisasi dalam dunia Pendidikan.
“Pengalaman ketika mengikuti kampus mengajar memberikan kesempatakan kepada saya untuk mengenal dan berinteraksi di dunia pendidikan. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Karena saya termasuk introvert, jadi ingin mencoba bagaimana bersosialisasi di dunia pendidikan, supaya saya tidak kaku saja,” jelas Iman dalam wawancara langsung pada Selasa.
Ia juga menambahkan, ketika menjalani program Kampus Mengajar Angkatan 4 Tahun 2022 lalu, dirinya ditempatkan di SMPN 1 Sukadana Jalan Cisena No 47 Sukadana, Sukadana, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat selama enam bulan penugasan.
“Program kampus mengajar berlangsung selama enam bulan, karena situasi disana tidak memungkinkan untuk kos, jadi saya pulang pergi selama menjalani program kampus mengajar ini. Lama perjalanan dari Tasikmalya ke Ciamis itu satu setengah jam,” ujarnya.
Selain itu, hal lain yang membuatnya selalu semangat mengikuti program kampus mengajar ini adalah motto dalam hidupnya yakni ‘Selalu Berguna Untuk Orang Lain’ sehingga termotivasi untuk berbagi ilmu terhadap sesama.
“Tim kami itu kan beda-beda jurusan, jadi masing-masing anak membuat program yang berbeda-beda. Kalau saya sendiri membuat program desain grafis. Jadi saya mengajarkan siswa yang suka seni secara visual. Untuk fasilitas kita gunakan device pribadi untuk mengajarkan materi kepada siswa. Kesulitannya lebih ke waktu saja, jadi sekolah sampai sore dan tidak ada angkutan umum. Jadi kita sangat sulit menyesuaikan waktu dengan mereka,” katanya.