Sheikh Sudais Tekankan Persatuan Umat Islam untuk Dukung Palestina
Sheikh Sudais turut mendoakan keselamatan masyarakat Palestina di Jalur Gaza.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam besar Masjidil Haram dan Nabawi Sheikh Abdul Rahman Al Sudais mendorong umat Islam di seluruh dunia untuk bersatu dalam mendukung rakyat Palestina. Penjaga dua masjid suci Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud beserta Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman telah mengambil sikap mulia yaitu mendukung rakyat Palestina.
"Kerajaan Arab Saudi tegas menyampaikan dukungan terhadap rakyat Palestina," ujar Presiden Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Sheikh Abdul Rahman Al-Sudais dikutip dari akun media sosial Haramain di platform X, Sabtu (18/11/2023).
Sheikh Sudais mengatakan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga mengajak seluruh rakyat Arab Saudi untuk membantu meringankan penderitaan yang dialami rakyat Palestina terutama yang berada di Jalur Gaza.
"Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gabungan Luar Biasa Negara Islam dan Arab di Riyadh, Arab Saudi, menghasilkan pernyataan bersama yang tegas terkait dukungan terhadap Palestina. Pernyataan itu selaras dengan posisi historis Kerajaan Arab Saudi dalam memberikan dukungan terdepan kepada rakyat Palestina dalam berbagai cobaan dan kesulitan yang mereka hadapi," kata dia.
Sheikh Sudais turut mendoakan keselamatan masyarakat Palestina di Jalur Gaza yang saat ini dikepung pasukan Israel.
"Ya Allah, lindungilah saudara-saudara kami yang tertindas di jalur Gaza. Jagalah mereka dari segala marabahaya yang datang dari setiap penjuru. Kami berlindung pada keagungan-Mu agar mereka selalu diberikan keselamatan," pinta Sheikh Sudais dalam doanya.
Mengutip data Palestina, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan serangan Israel telah menghancurkan atau merusak setidaknya 45 persen tempat tinggal di Gaza.
Akibat agresi Israel di Jalur Gaza, lebih dari 12.000 warga Palestina di Gaza telah tewas dalam serangan-serangan Israel.
Para korban mencakup 5.000 lebih anak-anak dan 3.300 perempuan, sedangkan 30.000 lainnya mengalami luka-luka, menurut keterangan dari kantor media pemerintah Palestina.
Disebutkan pula bahwa sekitar 3.750 orang lainnya, termasuk 1.800 anak hingga kini masih belum ditemukan.