Tentara Israel Kena Mental Dihujat Warganet Indonesia di Media Sosial

Netizen Indonesia ramai-ramai menghujat tentara Israel di akun media sosial mereka

EPA-EFE/HANNIBAL HANSCHKE
Warganet Indonesia ramai-ramai menggeruduk akun Instagram tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warganet Indonesia ramai-ramai menggeruduk akun Instagram tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Mereka melontarkan kritik, bahkan tak jarang umpatan kepada tentara IDF karena telah membunuh warga Gaza, terutama anak-anak dan perempuan.

Israel telah menerjunkan pasukan cadangan ketika pejuang Palestina, Hamas melancarkan serangan mengejutkan ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Serangan ini membuat Israel kewalahan sehingga seluruh muda-mudinya yang telah mengikuti wajib militer dipanggil untuk bertugas.

Tentara IDF menggunakan platform media sosial mereka untuk membangun opini dan membagikan foto-foto keseharian mereka ketika bertugas. Hal ini memancing reaksi dari warganet di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Warganet Indonesia gencar menyerang akun Instagram para anggota IDF, beberapa warganet menuliskan, "Free Palestine", "Child Killer", dan "Terrorist". Seorang warganet Indonesia dengan nama akun @Greschinov membagikan daftar 50 akun Instagram tentara IDF untuk digeruduk. Bahkan dia juga membagikan nomer WhatsApp tentara IDF.

Akun seorang tentara IDF @michal_matzov dihujani hujatan oleh warganet Indonesia di kolom komentar dengan menyebutnya sebagai "pembunuh bayi", "teroris" dan "pergi ke neraka". Hujatan warganet Indonesia itu membuat Matzov marah dan mentalnya terganggu.

Dalam sebuah unggahan di Instagram, Matzov mengatakan dia sangat terganggu dengan komentar warganet Indonesia yang menghujatnya habis-habisan. Matzov mengatakan, dia sudah terbiasa dengan hujatan yang dilontarkan kepadanya sejak awal perang. Namun dalam beberapa hari terakhir, hujatan dari warganet Indonesia membuatnya meledak.

"Dalam dua hari terakhir, mereka (warganet Indonesia) membuat saya meledak dengan reaksi seperti itu karena Palestina. Banyak orang mengatakan Anda seorang pembunuh. Bagaimana rasanya tanganmu berlumuran darah?," kata Matzov.

Matzov juga mengeluhkan banyak warganet Indonesia yang melaporkan akun Instagramnya. Hal ini membuatnya geram sekaligus putus asa. Dalam video yang diunggahnya, Matzov meminta bantuan kepada followernya untuk melawan warganet Indonesia dengan melaporkan akun-akun tersebut.

"Aku mengandalkanmu teman-teman, semoga kalian bisa membantuku," ujar Matzov.

Seorang tentara IDF lainnya dengan nama akun @edensisson mengaku geram dengan berbagai hujatan yang membanjiri akun Instagramnya. Dalam sebuah video yang diunggahnya, @edensisson mengatakan dia tidak akan terpengaruh dengan komentar buruk yang muncul di Instagramnya.

"Saya membuat video khusus untuk semua orang yang menulis komentar buruk di akun Instagram saya, entah dari mana datangnya, kalian tidak akan membungkam saya, saya akan terus mengatakan kebenaran, silahkan lanjutkan saya akan menghapus komen kalian dan memblok kalian," ujarnya.

Akibat hujatan warganet Indonesia, @edensisson dan beberapa akun tentara IDF lainnya diubah menjadi private agar tidak ada yang menyerang mereka di kolom komentar.  Bahkan, beberapa akun tentara IDF sudah hilang.

Aturan bermedsos bagi tentara IDF....

Baca Juga


Aturan Tentara IDF Main Medsos

​Pada Januari 2022, KAN News melaporkan, IDF akan berupaya membuat kode etik bagi tentara dan perwira yang aktif di platform media sosial. IDF telah membentuk sebuah gugus tugas dengan tujuan menciptakan seperangkat aturan yang jelas untuk dipatuhi oleh personel IDF di media sosial.

Gugus tugas tersebut akan mencakup sejumlah jenderal IDF, serta pakar media sosial dari luar militer Israel. Tujuannya adalah untuk fokus pada penetapan pedoman yang jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh personel aktif di platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Twitter.

Meskipun peraturan media sosial saat ini ditetapkan untuk tentara, sebagian besar peraturan tersebut masih belum ditegakkan. Misalnya, tentara dan perwira IDF dilarang mengunggah foto ke media sosial dengan mengenakan seragam militer. Mereka juga tidak dibolehkan mengunggah informasi apa pun yang berkaitan dengan pekerjaan mereka di militer atau pangkalan tempat mereka beroperasi.

“IDF menyadari dan mempelajari tren yang berkembang di ruang digital,” kata juru bicara IDF menanggapi laporan KAN News.

Pekerjaan awal di Korps Pendidikan dan Pemuda telah mulai mengkaji dan mengadaptasi kode etik IDF di era digital. IDF menekankan bahwa perubahan strategi media sosial masih dalam tahap awal dan belum disetujui atau dilaksanakan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler