Cerpen: Harus Ada Semangat Cekgu Muslimah
Cerpen tentang seorang guru yang mengajar di sekolah swasta dengan segala suka duka.
Siapa sih yang tak kenal dengan Bu Muslimah, seorang guru hebat yang mendidik para laskar pelangi dalam film Laskar Pelangi? Film ini sangat menginspirasi bagi siapa saja, baik para siswa maupun guru-guru yang prihatin dengan segala keterbatasan dalam mengajar dan mendidik siswa.
Aku sangat terinspirasi juga. Tapi bukan berarti aku ingin menyamakan diriku dengan sosok Bu Muslimah. Tentu aku dan beliau sangat jauh berbeda. Persamaannya cuma satu, aku dan beliau sama-sama menjadi pendidik di perguruan Muhammadiyah.
Aku bangga menjadi pendidik di perguruan Muhammadiyah. Segala suka duka kurasakan. Menghidupi Muhammadiyah, bukan mencari penghidupan di Muhammadiyah. Itu prinsip yang kuingat ketika kutemui hatiku patah arang karena kondisi perekonomian dan kekurangan guru di sekolah karena beberapa guru DPK ditarik ke sekolah negeri.
“Aku mengajar olahraga, Bahasa Jawa, Tema, Matematika dan Kemuhammadiyahan. Cuma Bahasa Arab yang nggak kupegang,” curhatku padamu.
“Wah, Cekgu Lintang jadi Cekgu Muslimah ya! Urusan Bahasa Arab itu jatahku,” ucapmu saat itu.
Aku tertawa dalam hati. Kau sosok yang begitu bersemangat ketika mengetahui aku adalah guru swasta di perguruan Muhammadiyah. Ya, meski kita belum pernah saling bertemu.
“Andai Mas Fen di sini, bener-bener aku minta jadi guru Bahasa Arab. Sekaligus Kepala Sekolah,” tanggapanku kemudian.
“Tenang saja, Cekgu Muslimah. Tetap semangat!”
Dorongan semangat darimu membuatku semakin yakin untuk menjadi guru yang baik bagi generasi penerus negeri.
Banyak hal kau ceritakan tentang perjuanganmu membesarkan perguruan Muhammadiyah di tempat tinggalmu, nun jauh di pulau seberang. Dari ceritamu, perguruan Muhammadiyah lebih maju daripada sekolahku.
“Ayolah, Cekgu Lintang! Teruslah bersemangat seperti Cekgu Muslimah,” nasehatmu.
Ya, kau benar, Mas Fen. Harus ada semangat Cekgu Muslimah dalam diriku. Aku harus bersemangat dan ingat bahwa tangan-tangan kecil anak didikku mungkin kelak akan ada yang menarikku ke surga ketika ternyata amalan baikku lebih ringan daripada amalan burukku, kelak di akhirat.