Meroketnya Elektabilitas AMIN Dinilai tak Mengejutkan, Buah Strategi Alon-Alon Asal Klakon
Berdasarkan survei LSI Denny JA dan IPO, elektabilitas Anies-Muhaimin alami kenaikan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya menanggapi ihwal hasil survei LSI Political Opinion (IPO) terbaru yang menunjukkan elektabilitas pasangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 'AMIN' yang meroket. Willy mengaku tidak kaget dengan hasil survei tersebut.
"Sebenarnya tidak mengejutkan ya, kalau kita merujuk ke rilis survei Ipsos yang dari Prancis, itu kan neck to neck semua, AMIN 29,8 persen, Prabowo 31,9 persen, dan Ganjar 31 persen, itu kan masih batas margin error semua," kata Willy kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Willy menyampaikan apresiasi atas hasil survei dari IPO yang menunjukkan elektabilitas AMIN terbilang melejit. Namun, secara umum dia mengkritisi tentang peran lembaga survei yang murni sebagai pollster.
"Tentu kita mengapresiasi hasil survei IPO itu, cuman yang harus kita lihat adalah kita jadi confused, bingung, ini pollster atau konsultan publik. Kalau pollster ya pollster saja, jangan konsultan publik. Jangan kemudian survei bagian dari propaganda politik. Kita harus tetap berpegang pada sisi etik basis akademik dan ya harus menjaga akal sehat kita dalam hal ini," ujar dia.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera juga optimistis elektabilitas Anies-Imin perlahan terus terdongkrak. "Alhamdulillah perlahan tapi pasti, kian dikenal dan dipercaya," kata Mardani kepada wartawan, Senin (20/11/2023).
Mardani mengatakan, ada banyak peran dari berbagai pihak yang mendongkrak elektabilitas Anies dan Imin. Di antaranya adalah kalangan emak-emak yang mengidolakan AMIN. Juga para kader dari Koalisi Perubahan meliputi PKS, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Nasdem.
"Kerja sama para relawan, termasuk emak-emak militan, dengan kader dan struktur PKS, PKB, dan Nasdem kian terlihat hasilnya," ujar anggota Komisi II DPR RI itu.
Menurut Mardani, upaya sosialisasi atau roadshow Anies dan Imin ke berbagai wilayah di Indonesia dinilai berbuah dengan hasil survei elektabilitas AMIN yang kian membaik. Hasil survei terhadap AMIN kian positif, meski tetap berada di posisi terbawah dibandingkan pasangan lainnya, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Dan jangan lupa Mas Anies dan Gus Imin plus istrinya terus turun dan datang ke masyarakat. Strategi alon-alon asal kelakon kian terasa," ujarnya.
Sebelumnya diketahui, lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) merilis hasil survei terbaru elektabilitas tiga capres pada periode November 2023. Hasilnya, elektabilitas Prabowo Subianto sebesar 37,5 persen, Anies Baswedan 32,7 persen, dan Ganjar Pranowo 28,3 persen.
Meski demikian, elektabilitas Prabowo mengalami sedikit penurunan ketika disandingkan dengan Gibran Rakabuming Raka yang tadinya 37,5 persen menjadi 36,2 persen. Namun, itu masih lebih tinggi dibanding Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Lewat surveinya, pasangan Anies-Muhaimin mengalami penguatan elektabilitas menjadi 34,1 persen. Sementara, pasangan Ganjar-Mahfud dalam tren menurun dengan angka elektabilitas terbaru sebesar Rp 27,1 persen.
“Prabowo Subianto saya kira masih tetap terunggul karena Prabowo masih punya basis suara yang cukup kuat, dia adalah kandidat di 2009, 2014, 2019. Artinya, bahwa peluang Prabowo punya basis suara yang tetap bertahan sampai 2024 cukup besar. Ditambah Gerindra adalah pemenang pemilu karena posisi di hitungan suara Gerindra dapat posisi peringkat kedua meski di parlemen di posisi ketiga,” kata Dedi kepada Republika.co.id pada Senin (20/11/2023).
Survei terbaru digelar IPO pada 10-17 November 2023 terhadap 1.400 responden. Metode survei adalah multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,50 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei terbaru LSI Denny JA juga menunjukkan angka elektabilitas pasangan AMIN mengalami kenaikan. Peneliti LSI Denny JA Adji Al Faraby mengungkapkan ada beberapa alasan yang menyebabkan elektabilitas pasangan dari Koalisi Perubahan itu mengalami peningkatan. Di antaranya suara Ganjar Pranowo yang mengalir ke Anies.
"Mengapa Anies-Muhaimin menaik? Pertama, Anies mendapatkan suara yang pergi dari Ganjar. Pemilih yang pergi dari Ganjar, 40,2 persen datang ke Anies. Dalam simulasi, pemilih Ganjar-Mahfud kita crosstab kepada Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin, hasilnya adalah terdapat 40,2 persen pemilih Ganjar yang memilih Anies-Muhaimin," kata Adjie Al Faraby saat merilis survei terbaru bertajuk '90 Hari Menjelang Pilpres: yang Meroket dan yang Terjungkal' di kantor LSI Denny JA, Jakarta Timur, Senin (20/11/2023).
Berdasarkan survei LSI Denny JA, jarak elektabilitas Anies ke Ganjar hanya sekitar 8,5 persen (20,3 persen vs 28,6 persen). Sementara itu, jarak Anies ke Prabowo cukup lebar mencapai 20 persen (20,3 persen vs 40,3 persen).
"Para ahli strategi di kubu Anies dengan sendirinya berkepentingan dengan dukungan Ganjar-Mahfud untuk menurun, agar bisa dilampaui Anies-Muhaimin untuk mendapatkan tiket ke putaran kedua," ujar dia.