Buruh Demo UMP DKI 2024 Ancam Datangi Rumah, Pj Heru Tanggapi Santai
UMP DKI Jakarta 2024 ditetapkan Rp 5.067.381 atau hanya naik Rp 165.583.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para buruh mengancam akan menggeruduk rumah pribadi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, jika aspirasi terkait kenaikan upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta tahun 2024, tidak diakomodasi. Heru pun menanggapi santai hal tersebut.
"Ya tidak apa-apa. Rumah pribadi untuk istirahat, ketemunya di Balai Kota," kata Heru di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat pada Selasa (21/11/2023).
Heru mengaku, tidak mengetahui ratusan buruh yang menggelar aksi di depan Balai Kota DKI. Bahkan, sebagian buruh harus bentrok dengan aparat lantaran mereka memaksa masuk pagar Balai Kota DKI. Heru mengaku, tidak mengetahui adanya demo yang memanas tersebut.
Pasalnya, ia sedang rapat internal dengan jajaran Pemprov DKI di dalam Balai Kota DKI. "Saya terima, mereka kan aspirasi, tadi saja saya lagi rapat saya nggak tahu, nanti Pak Kadisnaker yang terima," kata kepala sekretariat presiden (kasetpres) tersebut.
Heru juga sudah mengantisipasi langkah buruh menggugat penetapan UMP DKI 2024 di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. Dia memastikan, penetapan UMP DKI 2024 sebesar Rp 5.067.381 atau hanya naik Rp 165.583 (3,38 persen) sudah dapat menjaga daya beli masyarakat di Ibu Kota.
"Ya tidak apa-apa, namanya hak warga negara. Di sisi lain Pemprov DKI APBD-nya kan terbatas, ya saya rasa semua memahami ya," kata Heru.
Sebelumnya, aksi demonstrasi para buruh memanas dan berujung ricuh di depan Balai Kota DKI, pada Selasa sore WIB. Hal itu terjadi lantaran para buruh memaksa ingin memasuki pagar Balai Kota DKI, hingga membuat polisi dan Satpol PP menangkap mereka yang tak tertib.
Kericuhan terjadi saat ada orang yang tidak dikenal (OTK) membuat situasi memanas dan memaksa aparat kepolisian mendesak buruh menjauhi pagar Balai Kota DKI dan membubarkan diri. Namun, para buruh masih bertahan di depan Balai Kota DKI.
Salah satu orator buruh bernama Usman mengatakan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tidak berani keluar untuk menemui mereka. "Pagar ini dibuat dari duit kita, bukan dari duit Heru Budi. Ini roboh juga diganti pasti," kata Usman.