Pertamina Minta Tambah Kuota Solar Subsidi 1,2 Juta Kiloliter, Anggaran Aman?
Terdapat surplus anggaran subsidi dari penyaluran gas LPG 3 kilogram.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) meminta tambahan kuota BBM Solar subsidi sebanyak 1,2 juta kiloliter tahun ini. Pertamina mengatakan, penambahan diperlukan karena meningkatnya permintaan seiring laju perekonomian dalam negeri yang mulai membaik.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, meskipun dibutuhkan tambahan kuota solar subsidi, ketersediaan anggaran subsidi masih cukup aman. Sebab, masih terdapat surplus anggaran subsidi dari penyaluran gas LPG 3 kilogram yang dialokasikan dalam DIPA APBN 2023.
“Kebutuhan anggaran sangat aman, karena anggaran untuk subsidi LPG hanya terpakai sebagian jadi masih ada sisa untuk tambahan kuota,” kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR, Selasa (21/11/2023).
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, mengatakan, volume kuota Solar subsidi yang disiapkan tahun 2023 sebanyak 16,8 juta kiloliter atau lebih rendah dari realisasi penyaluran tahun 2022 lalu sebanyak 17,5 juta kiloliter.
Adapun berdasarkan prognosis pertama Pertamina, kebutuhan riil Solar subsidi tanpa adanya pengendalian dan upaya program subsidi tepat sasaran bisa mencapai 19,6 juta kiloliter atau naik 12,1 persen dari kebutuhan tahun lalu.
Namun, diketahui Pertamina tengah melakukan program tepat sasaran dengan pendataan konsumen dan monitoring transaksi yang dapat menangkap potensi penyalahgunaan. Proyeksi kebutuhan riil pun diproyeksi hanya sebesar 18,3 juta kiloliter.
Riva mengatakan, Kementerian ESDM meminta upaya yang lebih ketat dari Pertamina dalam penyaluran solar subsidi. Alhasil, disepakati proyeksi kebutuhan Solar subsidi tahun 2023 sebesar 18 juta kiloliter atau bertambah 1,2 juta kiloliter dari yang dialokasikan tahun ini.
“Sudah dilakukan perhitungan kembali dari Kementerian ESDM, kuota sebesar 18 juta kiloliter,” ujarnya.
Adapun mengutip data Pertamina, penambahan Solar subsidi sebesar 1,2 juta kiloliter membutuhkan tambahan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun. Tambahan anggaran itu termasuk untuk penambahan alokasi Kerosene atau minyak tanah bersubsidi sebanyak 4.000 kiloloter.
Meski terdapat kebutuhan tambahan anggaran, Pertamina menyampaikan, anggaran subsidi LPG 3 kilogram yang dialokasikan dalam DIPA APBN 2023 diperkirakan surplus Rp 45,23 triliun.
Oleh karena itu, bila dikalkulasikan, secara total potensi DIPA subsidi masih surplus sebesar Rp 43,64 triliun.