Erdogan akan Minta DK PBB dan IAEA Selidiki Kepemilikan Senjata Nuklir Israel

Selama ini Israel tak pernah secara terbuka menyatakan memiliki senjata nuklir

AP Photo/Emrah Gurel
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, negaranya akan meminta Dewan Keamanan (DK) PBB dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk memverifikasi kepemilikan senjata nuklir Israel
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, negaranya akan meminta Dewan Keamanan (DK) PBB dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk memverifikasi kepemilikan senjata nuklir Israel. Selama ini Israel tak pernah secara terbuka menyatakan bahwa mereka memiliki senjata nuklir. Namun awal bulan ini, seorang menteri Israel sempat mengancam menjatuhkan bom nuklir ke Jalur Gaza. 

“Israel, beri tahu apakah Anda memiliki bom atom atau tidak. (Itu) tidak bisa dikatakan. Tapi lihat, kami mengatakannya. Israel, Anda mempunyai bom atom,” kata Erdogan, Rabu (22/11/2023), dikutip laman Al Arabiya.

Erdogan menambahkan, Turki tidak akan membiarkan masalah senjata nuklir dan bom atom, yang keberadaannya disangkal oleh para menteri Israel, dilupakan. “Kami akan mengambil inisiatif di hadapan DK PBB dan IAEA mengenai masalah ini, yang mengancam keamanan seluruh kawasan, termasuk Turki,” ujarnya. 

Dalam sebuah wawancara dengan Kol Berama Radio pada 5 November 2023 lalu, Menteri Warisan Budaya Israel Amihay Eliyahu mengomentari pertempuran antara Israel dan Hamas yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Eliyahu sempat ditanya, apakah bom nuklir harus dijatuhkan ke Gaza. “Itu salah satu caranya,” ujarnya menjawab pertanyaan tersebut.

Komentar Eliyahu kemudian menjadi berita utama di media-media Arab. Sebelum Eliyahu melontarkan pernyataannya, Israel tak pernah mengakui secara resmi bahwa mereka memiliki senjata nuklir. Namun dugaan kepemilikan senjata nuklir oleh Israel sudah lama berembus. 

Karena pernyataannya menuai kecaman luas dari publik Arab, tak terkecuali kelompok Hamas dan Jihad Islam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan memecat Eliyahu dari jabatannya sebagai menteri warisan budaya Israel. Netanyahu pun menegaskan bahwa komentar Eliyahu tentang bom nuklir tidak berdasarkan kenyataan. Pasukan Pertahanan Israel, kata Netanyahu, beroperasi dengan standar tinggi hukum internasional guna menghindari kerugian atau korban terhadap warga tak bersalah. 

Cina dan Rusia pun sempat menyorot pernyataan Eliyahu. “Baru-baru ini, apa yang dikatakan pejabat Israel tentang penggunaan senjata nuklir di Jalur Gaza menimbulkan keributan. Cina terkejut dengan pernyataan semacam itu dan menyatakan keprihatinannya,” ujar Duta Besar Cina untuk PBB Geng Shuang saat berbicara di Conference on the Establishment of a Middle East Zone Free of Nuclear Weapons and Other Weapons of Mass Destruction, 13 November 2023 lalu, dikutip laman People’s Daily.

Pernyataan Israel soal senjata nuklir meresahkan dan sangat tidak bertanggung jawab....

Baca Juga


 

Dia menambahkan, pernyataan pejabat Israel tentang penggunaan senjata nuklir dikutuk secara universal. Menurutnya, pernyataan semacam itu meresahkan dan sangat tidak bertanggung jawab. “Pernyataan-pernyataan seperti ini bertentangan dengan konsensus internasional bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh dilakukan, bertentangan dengan semangat internasional untuk membentuk zona Timur Tengah yang bebas dari senjata nuklir, dan bertentangan dengan seruan internasional untuk mengurangi ketegangan, menghentikan permusuhan, dan melindungi warga sipil,” ucap Geng.

Geng menyerukan para pejabat Israel mencabut pernyataan-pernyataan terkait ancaman penggunaan senjata nuklir. Dia pun mendesak Israel menyetujui perjanjian non-proliferasi senjata nuklir sebagai negara non-senjata nuklir sesegera mungkin dan menempatkan semua fasilitas nuklirnya di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional.

Sebelumnya Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengungkapkan, pernyataan Amihay Eliyahu mengonfirmasi kepemilikan senjata nuklir oleh Israel. “Dengan latar belakang kebijakan historis Israel yang tidak menentu mengenai kepemilikan senjata nuklirnya, pernyataan-pernyataan ini tidak hanya secara jelas mengkonfirmasi keberadaan senjata-senjata tersebut di negara ini, tapi juga menunjukkan kesiapan untuk secara serius mempertimbangkan kemungkinan menggunakannya dalam skenario yang sepenuhnya tidak pantas,” kata Zakharova dalam sebuah pernyataan, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, 9 November 2023 lalu.

“Ini adalah alasan yang serius untuk memikirkan bagaimana nasib perwakilan Israel yang berpikiran ekstremis, karena mereka menyadari bahwa mereka dapat melakukan apa pun dalam kondisi dukungan yang tidak terbatas dari Barat,” tambah Zakharova.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler