PLN Ungkap akan Masukan Nuklir dalam Sistem Sebelum 2040

Saat ini nuklir sudah dinilai sebagai salah satu sumber untuk penyediaan energi.

AP/Julie Jacobson
PLN mengungkapkan energi nuklir diperkirakan akan masuk dalam sistem sebelum 2040. (ilustrasi)
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengungkapkan energi nuklir diperkirakan akan masuk dalam sistem sebelum 2040 untuk memenuhi kebutuhan energi bersih di Indonesia.

“PLN sudah ada rencana untuk memasukkan nuklir ke dalam sistem. Kami memperkirakan nuklir akan dimasukkan ke dalam sistem sebelum 2040,” kata Manajer Transisi Energi PLN Arionmaro Asi Simaremare dalam ESG Conference by Maybank Sekuritas “Greener Indonesia: A Path to Carbon Neutral" secara daring di Jakarta, Rabu (22/11/2023).

Arion menjelaskan rencana tersebut sejalan dengan rencana Kementerian ESDM dan Dewan Energi Nasional (DEN) untuk mendorong pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia dalam transisi menuju ke energi bersih. “Meski nuklir kerap dilihat sebagai sumber terakhir, saat ini nuklir sudah dinilai sebagai salah satu sumber untuk penyediaan energi, khususnya di biang kelistrikan,” katanya.

Kementerian ESDM sendiri menargetkan pengembangan tenaga nuklir akan dikomersilkan mulai 2032. Pengembangan nuklir dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik nasional.

Baca Juga



Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia direncanakan dibangun pada 2030-an. Energi nuklir dinilai menghasilkan tenaga listrik yang lebih stabil dan berkesinambungan sehingga membuat pemadaman listrik akibat kekurangan daya dapat diminimalisasi.

Penggunaan PLTN juga dinilai lebih baik ketimbang pembangkit listrik tenaga fosil karena reaksi yang dihasilkan dari reaktor nuklir tidak mengeluarkan karbon dioksida. Hal tersebut sejalan dengan visi pemerintah dalam mewujudkan Indonesia nol emisi karbon pada 2060.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler