Bursa Karbon Dinilai Jadi Bentuk Komitmen Indonesia Mitigasi Iklim

Seluruh lingkungan bisnis pun sedang bergerak ke arah perdagangan karbon.

EPA-EFE/ADI WEDA
Seseorang berjalan saat upacara pembukaan Bursa Karbon Indonesia di Jakarta, Indonesia, Selasa (26/9/2023).
Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa karbon yang diluncurkan Pemerintah Indonesia dinilai menjadi bukti Indonesia berkomitmen dalam upaya mitigasi iklim global. Hal itu diungkapkan Chief Executive Officer Hutan Kencana Group Handoko Limaho di Jakarta, Rabu (22/11/2023).

Baca Juga


"Bursa karbon yang dilakukan pemerintah sebenarnya merupakan sebuah langkah maju yang sangat baik. Satu langkah yang kami pahami saat ini adalah pemerintah benar-benar terlibat dalam seluruh bagian mitigasi iklim," kata Handoko.

Handoko dalam acara ESG Conference by Maybank Sekuritas “Greener Indonesia: A Path to Carbon Neutral" secara daring, menuturkan, dengan adanya pasar karbon di Indonesia, maka seluruh lingkungan bisnis pun sedang bergerak ke arah perdagangan karbon.

Lebih lanjut, ia mengatakan bursa karbon juga menjadi bagian dari upaya bersama mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia atau target pengurangan emisi.

"Target emisi bukan hanya tentang penyeimbangan (offset) namun juga merupakan proses menuju emisi nol bersih (net zero emission)," ujarnya.

Indonesia telah meningkatkan target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) menjadi 31,89 persen dengan usaha sendiri dan 43,20 persen dengan bantuan internasional lewat dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC).

Dokumen Enhanced NDC sendiri berisi pemutakhiran berbagai kebijakan nasional terkait perubahan iklim, sesuai dengan amanat keputusan COP-26 tahun 2021 untuk setiap negara meningkatkan target NDC sebagai upaya mencegah kenaikan suhu global tidak lebih dari dari 1,5 derajat celsius. Indonesia juga memiliki visi untuk mencapai kondisi nol emisi karbon atau net zero emission pada 2060 atau lebih cepat.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai akumulasi dari transaksi bursa karbon telah mencapai Rp 29,45 miliar sejak diluncurkan pada 26 September 2023.

"Terkait perdagangan karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023, akumulasi nilai transaksi sebesar Rp 29,45 miliar," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (20/11).

Ia menjelaskan, jumlah pengguna jasa yang telah mendapatkan izin mencapai 24 pengguna, dengan total volume 464.843 ton setara karbon dioksida (CO2e).

Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon secara resmi diluncurkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta pada Selasa (26/9/2023) oleh Presiden Joko Widodo. Menurut Presiden, peluncuran bursa karbon merupakan kontribusi nyata Indonesia untuk melawan krisis iklim.

Bursa karbon adalah sistem perdagangan karbon yang mencakup jual beli kredit karbon. Bursa karbon dirancang untuk mengatur perdagangan izin emisi karbon serta mencatat kepemilikan unit karbon sesuai mekanisme pasar.

Kredit karbon adalah representasi dari hak bagi sebuah perusahaan untuk mengeluarkan sejumlah emisi karbon atau gas rumah kaca lainnya dalam proses industrinya. Satu unit kredit karbon setara dengan penurunan emisi 1 ton karbon dioksida (CO2).

Hutan Kencana Group didirikan untuk mendukung upaya reboisasi, melindungi keanekaragaman hayati dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler