Dividen BUMN Tembus Rp 74,1 Triliun, Pengamat: Reformasi Erick Thohir Berhasil

salah satu gebrakan besar Erick mendorong dividen BUMN adalah pembentukan holding

Dok Kementerian BUMN
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan perbaikan telah memperlihatkan hasilnya.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, mengatakan langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan perbaikan telah memperlihatkan hasilnya. Piter mencontohkan realisasi setoran dividen BUMN kepada negara menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan transformasi BUMN. 


"Kita patut mengapresiasi kinerja BUMN yang semakin baik, yang dicerminkan oleh setoran deviden BUMN kepada negara yang semakin meningkat," ujar Piter di Jakarta, Sabtu (25/11/2023).

Menurut Piter, dividen BUMN kepada negara yang mencapai Rp 74,1 triliun merupakan hal yang positif. Realisasi ini tercatat untuk jangka waktu hingga Oktober dan berpotensi meningkat hingga tutup tahun. 

Piter menilai realisasi dividen yang 150 persen lebih tinggi dari target awal patut mendapatkan apresiasi. Hal ini menunjukkan hasil transformasi hingga bersih-bersih mendorong kondisi BUMN menjadi lebih sehat dan berdampak pada peningkatan kontribusi bagi negara. 

"Kinerja BUMN yang semakin baik tentu tidak terlepas dari reformasi BUMN yang terus dilakukan oleh Menteri BUMN Erick Thohir," ucap Piter.

Piter menilai salah satu yang gebrakan besar Erick yang terbukti mendorong kinerja BUMN menjadi lebih efektif dan efisien ialah pembentukan holding. Piter mengatakan konsolidasi melalui holding membuat kerja-kerja BUMN menjadi lebih fokus dan terintegrasi antarBUMN dengan core business serupa. 

"Strategi pembentukan holding yang tujuannya meningkatkan fokus dari BUMN secara bertahap telah menunjukkan hasilnya," sambung Piter. 

Piter menyampaikan sejumlah persoalan dan tantangan yang masih menggelayuti sejumlah BUMN merupakan hal yang lumrah. Piter menyebut upaya perbaikan sejumlah BUMN, terutama yang bergerak di sektor infrastruktur memerlukan waktu dan penanganan yang komprehensif.

"Kita juga harus mengakui masih banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh BUMN. Misalnya BUMN-BUMN karya. Tapi kalau saya melihatnya permasalahan tersebut masih bisa diatasi. Adalah tugas kementerian BUMN untuk segera mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan seluruh permasalahan di BUMN karya dan juga BUMN lainnya," kata Piter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler