Pakai Kalung Bertuliskan Lafaz Allah, Siswa di Jerman Jadi Target Serangan Fisik
Islamofobia di Jerman meningkat seriing dengan Perang Gaza
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang siswa berusia 15 tahun di Jerman diserang di sebuah sekolah karena mengenakan kalung bertuliskan lafadz "Allah SWT". Serangan tersebut merupakan bentuk Islamofobia nyata yang masih menjamur di negara barat.
Dilansir di Anadolu Agency, Senin (27/11/2023), insiden tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian serangan Islamofobia sejak meningkatnya konflik Israel-Palestina bulan lalu. Polisi Jerman mengatakan serangan itu terjadi di sebuah sekolah menengah di Wilhelmstadt, Berlin, akhir pekan lalu.
Saat ini, pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan. "Setidaknya lima teman sekelas korban menyerang siswa korban tersebut di kamar mandi sekolah, merobek kalung dari lehernya, dan menyerangnya secara fisik," kata polisi.
Usai peristiwa nahas itu, seorang guru memberikan bantuan medis awal kepada korban, yang kemudian dibawa ke rumah sakit.
Seorang juru bicara polisi mengatakan kepada radio publik RBB bahwa mereka sedang menyelidiki apakah serangan itu merupakan kejahatan yangbermotif agama atau tidak.
Adapun Komunitas Muslim di Jerman melaporkan peningkatan kejahatan kebencian anti-Muslim dalam beberapa pekan terakhir, yang dipicu oleh propaganda politisi sayap kanan dan liputan media yang bias mengenai konflik Gaza.
Dengan populasi lebih dari 84 juta orang, Jerman memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Di antara hampir 5,3 juta penduduk Muslim di negara tersebut, 3 juta diantaranya berasal dari Turki.
Populasi Muslim di Jerman telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan Pew Research Center pada 2017, Muslim membentuk kelompok agama minoritas terbesar di negara itu dengan sekitar 5 juta orang, mewakili sekitar 6,1 persen dari populasi Jerman.
Seperti dilansir di laman About Islam, Selasa (28/9/2011), lebih dari separuh Muslim di Jerman, sekitar 63,2 persen, berasal dari Turki dan Kurdi. Kedua kelompok tersebut diikuti Muslim dari Pakistan, Bosnia, Albania, Afrika Utara, Levant, Iran, Irak, dan Afghanistan.
Baca juga: Tujuh Kerugian Ekonomi Zionis Israel Akibat Agresinya di Jalur Gaza
Sebagian besar Muslim tinggal di ibu kota Berlin dan kota-kota besar di bekas Jerman Barat. Namun, komunitas Muslim yang cukup besar juga ada di beberapa daerah pedesaan Jerman, terutama Baden-Württemberg, Hesse, serta bagian dari Bavaria dan North Rhine-Westphalia. Menurut data migran dari sensus 2011, distrik Groß-Gerau dan Offenbach memiliki jumlah migran Muslim tertinggi.