Israel Tahan 3.200 Warga Palestina di Tepi Barat Sejak 7 Oktober 2023

Di antara mereka yang ditahan adalah 41 wartawan.

AP Photo/Nasser Nasser
Tahanan Palestina yang dibebaskan oleh otoritas Israel, mengibarkan bendera Palestina dan Hamas sambil digendong setibanya di kota Beitunia, Tepi Barat, Jumat, 24 November 2023.
Rep: Amri Amrullah Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO --- Jumlah warga Palestina yang ditangkap Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur sejak serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 3.200 orang. Informasi ini sebagaimana dilaporkan, Aljazirah dengan mengutip angka-angka yang diberikan oleh Komisi Palestina untuk Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan.

Baca Juga


Di antara mereka yang ditahan adalah 41 wartawan, sementara 29 wartawan masih ditahan, kata komisi tersebut. Jumlah orang yang ditahan di wilayah pendudukan adalah 7.000 orang lebih tinggi dari jumlah orang Palestina yang ditangkap. 

Di antara mereka, lebih dari 200 anak-anak dan sekitar 80 wanita termasuk di antara mereka yang ditangkap. Sementara ratusan orang terluka yang membutuhkan pertolongan medis, menurut laporan komisi tersebut.

Ketegangan kembali memanas di Timur Tengah pada tanggal 7 Oktober ketika para pejuang Hamas melakukan serangan mendadak ke wilayah Israel dari Jalur Gaza. Hamas menggambarkan serangannya sebagai respon terhadap tindakan agresif otoritas Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem. 

Israel telah mengumumkan blokade total terhadap Jalur Gaza karena telah melancarkan serangan roket ke Gaza dan juga beberapa distrik di Lebanon dan Suriah. Bentrokan juga terjadi di Tepi Barat.

Hamas mengumumkan pada 22 November, kesepakatan gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza telah dicapai melalui mediasi Qatar dan Mesir. Upaya ini mengkonfirmasi bahwa kesepakatan tersebut menetapkan pembebasan 50 wanita dan anak-anak di bawah usia 19 tahun yang ditahan di Gaza. 

Sementara dari Israel, pemerintah zionis akan melakukan pembebasan 150 wanita dan anak-anak di bawah usia 19 tahun dari penjara-penjara Israel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler