Komisi IV DPR Soroti Sektor Maritim Selama 10 Tahun Mandek

Ono Surono menilai, potensi maritim belum dimanfaatkan dengan baik pada era Jokowi.

Antara/Oky Lukmansyah
Ratusan kapal nelayan yang memakai cantrang tertambat di Pelabuhan Jongor, Kota Tegal, Jawa Tengah, Rabu (19/1/2022).
Rep: Erik PP/Antara Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono sepakat dengan kritikan dari calon presiden (capres) Ganjar Pranowo yang menyebut pertumbuhan ekonomi di sektor maritim selama 10 tahun terakhir mandek. Hal itu karena pemerintah tak serius mengembangkan kekuatan maritim.

Anggota Fraksi PDIP DPR tersebut menilai, semua potensi maritim belum dijabarkan dan dimanfaatkan dengan baik melalui program di kementerian atau lembaga terkait. "Malah berbagai macam peraturan perundang-undangan yang diterbitkan tidak berjalan, dan justru menimbulkan polemik atau penolakan dari rakyat," ungkap Ono kepada media di Jakarta, Selasa (28/11/2023).


Menurut Ono, dari mulai pelarangan cantrang, pelarangan penangkapan lobster, kepiting dan rajungan, sampai masalah perizinan kapal yang sampai saat ini masih menyisakan bekas, semua menimbulkan polemik. Bahkan, sambung dia, muncul penolakan di sebagian masyarakat. Termasuk juga program penanggakapan ikan terukur.

"Maka, Mas Ganjar dan Pak Mahfud akan menawarkan program yang dipastikan akan menempatkan rakyat sebagai subjek dan sentral dari mulai penyusunan atau pembuatan, implementasi sampai sasaran, manfaat dan keuntungan pun berbasis rakyat Indonesia," ucap Ono.

Sebelumnya, capres Ganjar Pranowo menyebutkan, mandeknya pertumbuhan ekonomi maritim selama 10 tahun terakhir, lantaran tak ada niat serius dari pemerintah. Ganjar menilai pemerintah hanya fokus membangun di darat, bukan perairan.

"Maritim 10 tahun enggak berubah, ya enggak niat. Mau pakai alasan apalagi? Masih land based, continental based," kata Ganjar di Jakarta, belum lama ini.  Dia mencontohkan, bagaimana pembangunan puskesmas hanya fokus di darat dan abaikan pembangunan puskesmas terapung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler