154 Ribu Telur Nyamuk Wolbachia Disebar di Ujungberung

Kota Bandung merupakan daerah endemis DBD dengan kasus tahunan yang tinggi.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menunjukkan pakan dan telur nyamuk yang sudah disuntikkan bakteri Wolbachia di Kantor Dinkes Kota Bandung, Bandung, Jawa Barat, Senin (13/11/2023). Pemerintah Kota Bandung telah mengimplementasikan inovasi bakteri wolbachia ke dalam telur-telur nyamuk Aedes aegypty guna menekan kasus DBD di Kota Bandung. Kota Bandung merupakan satu dari lima kota pilot project untuk implementasi penanggulangan DBD berbasis teknologi wolbachia.
Rep: Dea Alvi Soraya Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan Kota Bandung menyebarkan 154 ribu telur nyamuk Wolbachia di lima kelurahan di Kecamatan Ujungberung. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung Ira Dewi Jani mengatakan saat ini program nyamuk Wolbachia sudah diimplementasikan di Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Ujungberung.

“Ya jadi untuk tahap awal kita dicoba di satu kecamatan dulu dan Kecamatan Ujungberung ini kan sebenarnya ada lima kelurahan. Jadi kita mau coba di satu kelurahan dulu. Insya Allah, kalau misalnya hasilnya bagus, kita mau lanjut di empat kelurahan lainnya. Semoga nanti ke depannya diterapkan di seluruh kecamatan yang ada di Kota Bandung,” kata Ira, Selasa (28/11/2023).

“Kalau untuk saat ini kita masih di satu kelurahan, di Kelurahan Pasanggrahan. Jadi untuk pelepasan telur nyamuk itu dilakukan secara bertahap selama enam bulan. Setiap dua minggu sekali telurnya diganti karena telurnya sudah menetas,” katanya. 

Dipilihnya Ujungberung sebagai wilayah pengujicobaan didasarkan pada data 2022 bahwa Ujungberung menjadi satu dari 10 kecamatan yang memiliki kasus DBD tertinggi di Kota Bandung. Selain itu, Kepala UPT Puskesmas Ujungberung juga pernah mengikuti pelatihan Wolbachia di Yogyakarta sehingga mampu menyosialisasi dan mengedukasi program ini di wilayah dinasnya.

“Kepala UPT Puskesmas Ujungberung sudah pernah mengikuti pelatihan Wolbachia langsung di Yogyakarta sama UGM. Alhamdulillah respons penerimaan masyarakatnya juga baik, teman-teman Puskesmas juga warga turut menyosialisasikan terkait penanggulangan DBD dengan menggunakan teknologi nyamuk ber-Wolbachia,” jelas Ira.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bandung Anhar Hadian mengatakan program nyamuk Wolbachia ini diharapkan akan menjadi salah satu upaya menekan kasus DBD di Kota Bandung. Program nyamuk Wolbachia ini akan melewati beberapa fase, yakni fase penyebaran nyamuk yang akan berlangsung selama enam bulan.

Baca Juga


Dilanjut dengan fase dampak selama sekitar satu hingga dua tahun. Anhar juga meminta warga untuk tidak perlu khawatir karena program ini sudah teruji kesuksesannya.

“Saat ini telur Wolbachia yang sudah disebar di Kelurahan Pesanggaran, Kecamatan Ujungberung mencapai 123 ribu-154 ribu telur yang ditempatkan dalam 308 ember,” ujar Anhar.

Kasus DBD di Kota Bandung untuk periode Januari hingga Juli 2023 mencapai 1.281 kasus. Jumlah ini, kata Anhar, jauh lebih berkurang dibandingkan kasus pada 2022 yang mencapai 5.205 kasus. Kota Bandung merupakan daerah endemis DBD dengan kasus tahunan yang cukup tinggi.

Kondisi ini pula yang disebut menjadi alasan Kemenkes menunjuk Kota Bandung menjadi salah satu dari lima pilot project pengimpelentasian program penanggulangan DBD berbasis teknologi Wolbachia.

"Jangan takut kalau bakteri Wolbachia akan masuk ke tubuh manusia. Ukuran bakteri tersebut lebih besar daripada moncong nyamuk. Sehingga saat nyamuk menggigit manusia, bakteri Wolbachia tidak akan masuk ke dalam tubuh," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler