Surat Sandera Israel kepada Hamas: Terima Kasih atas Perlakuan Manusiawi Kalian

Aloni mengakui perawatan yang baik yang diberikan kepada sandera di Gaza.

EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Kerumunan warga menyambut bus yang membawa warga Palestina yang dibebaskan oleh Israel, setelah meninggalkan penjara militer Isareli Ofer, di kota Beitonia dekat Ramallah, Tepi Barat, Jumat (24/11/2023). Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan pembebasan sandera sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata selama empat hari. Sebanyak 50 sandera Israel dibebaskan oleh Hamas dan 150 wanita Palestina serta anak-anak yang ditahan di penjara Israel dibebaskan oleh Israel.
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Warga Israel, Danielle Aloni dan putrinya Emilia (5 tahun) disandera oleh Hamas selama 49 hari di Gaza yang terkepung. Pada 24 November, ibu dan putrinya tersebut dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata sementara.

Sebelum mereka meninggalkan Gaza, Danielle Aloni menulis surat terima kasih kepada Hamas. "Saya berterima kasih dari lubuk hati saya atas kemanusiaan luar biasa Anda yang ditunjukkan kepada putri saya, Emilia," tulisnya.

Brigade Qassam, yang merupakan sayap bersenjata Hamas, membagikan surat itu di akun Telegram resminya pada pukul 1649 GMT pada 27 November. Surat itu awalnya ditulis dalam bahasa Ibrani dan disertai dengan terjemahan bahasa Arab, bersama dengan foto ibu Israel dan putrinya.

Baca Juga


Merasa Seperti Seorang Ratu

"Dia (Emilia) mengakui perasaan seperti kalian semua adalah teman-temannya, bukan hanya teman, tetapi benar-benar dicintai dan baik," kata Aloni dalam surat tulisan tangannya dalam bahasa Ibrani.

Aloni mengakui perawatan yang baik yang diberikan kepada sandera di Gaza. Dia pun berterima kasih atas banyak waktu yang Hamas habiskan layaknya pengasuh untuknya dan putrinya.

BACA JUGA: Warga Thailand Dilaporkan Tempur Bersama Israel, Ulama Thailand: Menusuk dari Belakang

Dia lebih lanjut menyatakan putrinya...

Dia lebih lanjut menyatakan putrinya tidak hanya terikat dengan Hamas tetapi juga merasa seperti seorang ratu. “Anak-anak seharusnya tidak berada dalam penyanderaan, tetapi terima kasih kepada Anda dan orang-orang baik lainnya yang kami temui di sepanjang jalan, putri saya merasa seperti seorang ratu di Gaza," katanya.

“Dalam perjalanan panjang yang telah kami lalui, kami belum bertemu siapa pun yang belum baik padanya, Anda telah memperlakukannya dengan kebaikan dan kasih sayang,” kata Aloni dilansir dari TRT World, Selasa (28/11/2023)

Aloni mengakhiri suratnya dengan belas kasihan untuk Hamas. "Saya akan mengingat perilaku baik Anda, terlepas dari situasi sulit yang Anda hadapi dan kerugian parah yang Anda derita di sini di Gaza. Saya berharap di dunia ini kita benar-benar bisa menjadi teman baik," katanya.

BACA JUGA: Doa Qunut Nazilah untuk Warga Palestina yang Berada dalam Peperangan

Dia menambahkan harapan baiknya kepada warga Gaza. Dia berharap semua pejuang Hamas sehat dan sejahtera. Aloni juga mendoakan kesehatan dan cinta untuk pejuang Hamas dan keluarga mereka.

Danielle dan Emilia Aloni termasuk di antara 24 sandera Israel yang dibebaskan oleh Hamas pada 24 November. Mereka mengunjungi saudara perempuan Danielle dan keluarganya di Kibbutz Nir Oz di Israel selatan sebelum disandera.

Sebelumnya, Joe Biden... 

Sebelumnya dilaporkan, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan ia berharap gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas dapat terus dilanjutkan selama para sandera dibebaskan. Hal ini disampaikan setelah Hamas membebaskan 17 orang lagi, termasuk seorang anak perempuan berusia 4 tahun keturunan Israel-Amerika.

Hamas mengatakan ingin memperpanjang jeda pertempuran, yang akan memasuki hari keempat dan hari terakhir yang disepakati pada hari Senin, jika ada upaya serius untuk meningkatkan jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan Israel.

Pada Ahad lalu, Israel membebaskan 39 remaja Palestina dari penjara. Sehingga total tahanan yang dibebaskan sejak gencatan senjata menjadi 117 orang.

Hamas mengatakan sudah menyerahkan 13 warga Israel, tiga warga Thailand dan satu orang berkewarganegaraan Rusia. Komite Palang Merah Internasional mengonfirmasi mereka berhasil memindahkan mereka dari Gaza pada Ahad lalu.

Sejauh ini, jumlah warga Gaza yang terbunuh akibat agresi Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 telah melampaui 14.500 jiwa. Mereka termasuk 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan. Sementara korban luka mencapai sekitar 33 ribu orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler