Pupuk Kaltim Cetak Pencapaian Positif Sepanjang 2023
Pupuk Kaltim meneruskan tren capaian laba tertinggi sepanjang sejarah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) terus menggenjot pembangunan serta penerapan bisnis berkelanjutan guna menjadi top leader industri petrokimia di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Hal ini menandai momentum usia perusahaan ke-46 tahun pada Desember mendatangi.
Sekretaris Perusahaan PKT Teguh Ismartono mengatakan, sebagai salah satu perusahaan pupuk dan petrokimia produsen pupuk urea terbesar di Indonesia, PKT telah melakukan berbagai inisiatif bisnis melalui penerapan prinsip good corporate governance (GCG) dan environment, social and governance (ESG) pada 2023.
"Berkat berbagai upaya tersebut, Pupuk Kaltim berhasil mencetak pencapaian positif dan mendapatkan berbagai pengakuan dan raihan prestasi baik di level nasional maupun global," ujar Teguh saat media gathering di Jakarta, Rabu (29/11/2023).
Sejak didirikan pada 1977, Teguh mengatakan PKT telah berhasil melakukan berbagai pengembangan pabrik hingga saat ini memiliki 13 Pabrik yang di antaranya lima pabrik amoniak berkapasitas 2,74 juta ton per tahun, lima pabrik urea berkapasitas 3,43 juta ton per tahun dan 3 pabrik NPK berkapasitas 300 ribu ton per tahun. Teguh menyampaikan Pupuk Kaltim juga akan memulai proses pembangunan pabrik soda ash dengan kapasitas 300 ribu MTPY di lahan seluas 16 hektare di kota Bontang, Kalimantan Timur.
"Pada akhir tahun ini, Pupuk Kaltim bersama anak perusahaannya, yaitu PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) juga akan meresmikan pembangunan pabrik amonium nitrat berkapasitas 75 ribu MTPY di Kawasan Industri PT Kaltim Industrial Estate (KIE). Rencananya akan diresmikan Menteri BUMN Erick Thohir," kata Teguh.
Tidak hanya itu, Teguh melanjutkan, Pupuk Kaltim juga tengah memulai pembangunan Kawasan Industri Terpadu di Fak-fak, Papua Barat. Hal ini bertujuan menjawab kebutuhan pupuk dan memperkuat ketahanan pangan nasional ke depan.
"Kawasan PSN ini nantinya ditargetkan tidak hanya memenuhi stok dalam negeri dan ekspor, tapi juga membangun pertanian modern di wilayah Timur yaitu di Papua," ujar Teguh.
Teguh mengatakan Pupuk Kaltim meneruskan tren capaian laba tertinggi sepanjang sejarah berdirinya perusahaan pada tahun lalu. Untuk tahun ini, perusahaan berkomitmen tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi turut mempertimbangkan faktor keberlanjutan ekologis dan humanis dengan memperhatikan secara saksama.
"Dengan begitu, kami optimis dapat memberikan kontribusi positif mulai dari kesejahteraan masyarakat hingga perekonomian Indonesia," katanya.
Selain dari sisi fasilitas produksi dan ketahanan pangan, katka Teguh, Pupuk Kaltim secara konsisten juga terus menjalankan berbagai inovasi program yang berkelanjutan bagi lingkungan hidup baik dalam operasi produksi perusahaan maupun dalam pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat. Sejak 2020, Pupuk Kaltim juga telah memiliki berbagai rancangan inisiatif untuk mendukung target pemerintah mencapai net zero emission pada 2060.
"Pupuk Kaltim menargetkan untuk menurunkan emisi karbon hingga 32 persen pada 2030 lewat dua etape," ujar Teguh.
Pada etape pertama, Pupuk Kaltim berfokus pada konsep sirkuler ekonomi dan offset karbon melalui beberapa inisiatif seperti penanaman 10 juta pohon hingga 2030 melalui kegiatan community forest, penggunaan sepeda dan motor listrik untuk operasional perusahaan, hingga penggunaan PLTS Atap di area operasional perusahaan. Selanjutnya pada etape kedua, kata Teguh, Pupuk Kaltim berfokus pada low carbon sourcing dan carbon capture storage yang dikemas dalam pengembangan teknologi dan inovasi untuk eksplorasi sumber energi terbarukan, salah satunya clean ammonia.
Pada sektor pemberdayaan masyarakat, sambung Teguh, Pupuk Kaltim juga terus berupaya mengembangkan inovasi dalam membangun kemandirian para petani Tanah Air lewat peningkatan produktivitas pertanian. Salah satunya, melalui inovasi program Makmur yang digagas sejak 2020.
"Pupuk Kaltim terus berfokus menciptakan ekosistem pertumbuhan bagi para petani dan memberikan pendampingan secara berkelanjutan dengan menggunakan pupuk nonsubsidi," ujar Teguh.
Teguh mengatakan Pupuk Kaltim telah berhasil merealisasikan pengembangan lahan seluas 48.585 hektare dengan melibatkan 17.682 petani dalam program ini hingga September 2023.
Melalui pendampingan yang intensif, petani binaan Pupuk Kaltim berhasil mencatat peningkatan produktivitas hasil panen padi dan jagung mereka sebesar 35 persen, yang pada gilirannya turut meningkatkan kesejahteraan mereka melalui kenaikan keuntungan hasil panen yang mencapai rata-rata 52 persen.
"Keberhasilan ini mencerminkan komitmen Pupuk Kaltim dalam memberikan dampak positif secara berkelanjutan bagi masyarakat petani dan memperkuat kontribusinya dalam mendukung ketahanan pangan nasional," kata Teguh.
Berkat upaya Pupuk Kaltim dalam melahirkan berbagai inisiatif ESG dan GCG, Teguh sampaikan, Pupuk Kaltim telah berhasil mendapatkan berbagai penghargaan mulai dari predikat Platinum pada ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) dan Citra Emas pada Public Disclosure Program for Environmental Compliance (PROPER) dari KLHK. Teguh menyebut Pupuk Kaltim berhasil meraih penghargaan PROPERNAS untuk keenam kalinya pada 2022 dan PROPERDA untuk kedelapan kalinya pada 2023.
Selain itu Pupuk Kaltim juga berhasil kategori Platinum pada SNI Award, empat kategori Platinum di TJSL & CSR Award, hingga juara kedua pada kategori Non Go Publik Non Keuangan pada Annual Report Award (ARA) 2023. Teguh menyampaikan Pupuk Kaltim juga meraih peringkat pertama dunia sektor agrokimia di penilaian ESG Risk Rating Sustainalytics dengan skor ESG terkini sebesar 21,3.
"Alhamdulillah kami merasa sangat terhormat atas berbagai penghargaan yang kami dapatkan pada tahun ini. Hal ini menjadi kebanggan bagi kami dan terus memotivasi kami untuk terus konsisten menggagas inovasi dan implementasi ESG dan GCG demi keberlanjutan bisnis serta tanggung jawab kita pada generasi yang mendatang," kata Teguh.