TPN Ganjar-Mahfud Ingatkan KPU, Kasus Jimbo Bisa Ganggu Legitimasi Hasil Pemilu 2024

TPN Ganjar-Mahfud meminta KPU siapkan langkah seusai situs diretas hacker Jimbo.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Mantan panglima TNI yang kini Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Jenderal (Purn) Andika Perkasa (tengah). (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Muhammad Mahfud Md meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menyiapkan langkah pemecahan masalah (troubleshooting) ketika data pemilih dibobol oleh pembajak agar legitimasi hasil pemungutan suara tetap terjaga. Permintaan ini menyusul dugaan bocornya data 204 juta data pemilih tetap akibat aksi peretasan hacker mengaku bernama Jimbo.

Baca Juga


"Kami harus mendapatkan keyakinan dari KPU untuk bisa menjelaskan apa troubleshooting yang dilakukan sehingga kami yakin tidak bisa mengganggu hasil pemilihan nanti," kata Wakil Ketua Umum Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Muhammad Mahfud Md, Andika Perkasa, di Jakarta, Rabu (.

Jenderal purnawirawan yang pernah menjabat Panglima TNI periode 2021-2022 ini mengatakan, data pemilih saat ini diduga sudah jelas ada di tangan yang tidak berhak dan sangat mungkin itu digunakan untuk melakukan intervensi terhadap keputusan-keputusan KPU nantinya.

Senada, Wakil Komandan Teritorial Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Herman Khaeron, meminta permasalahan kebocoran data pribadi pemilih untuk Pemilu 2024 dapat segera ditangani oleh KPU agar pesta demokrasi itu tetap jujur dan adil. Karena, menurut Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI itu, permasalahan kebocoran data pemilih akan mengganggu legitimasi atau pengakuan masyarakat terhadap hasil Pemilu 2024. 

"Pemilu itu demokratis, pemilu itu harus adil, harus jujur, harus rahasia, tentu hasilnya juga harus legitimate," kata Herman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat. 

Karikatur Opini Republika : Waspada Hoax Pemilu - (Republika/Daan Yahya)

 

Sebelumnya, perhatian publik tertuju pada peretas anonim bernama Jimbo yang mengklaim telah meretas situs KPU dan mengakses data pemilih dari situs tersebut. Akun tersebut membagikan 500 ribu data contoh dalam satu unggahan di situs BreachForums.

Jimbo juga memverifikasi kebenaran data dengan beberapa tangkapan layar dari situs cekdptonline.kpu.go.id. Dalam unggahannya, Jimbo mengungkapkan dari 252 juta data yang diperolehnya, terdapat beberapa data yang terduplikasi.

Setelah dilakukan penyaringan, ditemukan 204.807.203 data unik. Angka tersebut hampir sama dengan jumlah pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) KPU yang mencapai 204.807.222 pemilih dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia serta 128 negara perwakilan. 

Data yang berhasil diakses Jimbo itu mencakup informasi pribadi, seperti nomor induk kependudukan (NIK), nomor kartu keluarga (KK), nomor KTP, nomor paspor pemilih di luar negeri, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, serta kode tempat pemungutan suara (TPS).

Sementara itu, KPU pun terus berkoordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Siber Pemilu guna memastikan keamanan data pemilih pada Pemilu 2024.

"Saat ini kami meminta bantuan dari Satgas Siber, sekarang yang bekerja BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara)," kata anggota KPU RI Betty Epsilon Idroos di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Betty mengatakan, KPU telah menerima informasi terkait dugaan pembobolan data pemilih yang dilakukan seorang peretas yang menggunakan nama Jimbo tersebut. KPU langsung melakukan penelusuran dan bekerja sama dengan kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian (K/L) terkait, termasuk berkoordinasi dengan BSSN untuk memverifikasi sumber data yang diduga telah dibobol itu.

Daftar pemilih tetap pada Pemilu 2024 - (Republika.co.id)

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler