Vale Indonesia: Tiga Pemegang Saham Terus Berunding Soal Harga Divestasi
Vale berharap proses negosiasi bisa segera rampung.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Vale Indonesia, Tbk (INCO) mengungkapkan para pemegang saham masih terus berunding ihwal harga divestasi 14 persen saham yang akan dilepas oleh Vale kepada MIND ID. Vale berharap proses negosiasi bisa segera rampung sehingga perusahaan mendapatkan kejelasan untuk terus mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
“Seperti sudah kita dengar telah ditandantangani Head of Agreement di mana disetujui adanya tambahan divestasi 14 persen. Proses selanjutnya akan bergantung pada negosiasi para pihak,” kata Wakil Presiden Direktur Vale Indonesia, Adriansyah Chaniago dalam konferensi pers Public Expose Live, Rabu (29/11/2023).
Sebagai catatan, pemegang saham mayoritas Vale Indonesia saat ini yakni Vale Canada Limited sebesar 43,79 persen, Sumitomo Metal Mining Co, Ltd sebesar 15,03 persen, serta MIND ID 20 persen.
Adriansyah menjelaskan, pelepasan saham dari Vale Canada dan Sumitomo untuk proses divestasi kepada MIND ID tentunya akan dilakukan secara proporsional sesuai besaran kepemilikan masing-masing.
“Divestasi akan proporsional berdasarkan komposisi saham. Kami senang, tiga pemegang saham ini komitmen untuk terus mendukung Vale melakukan good mining practices,” ujarnya menambahkan.
Direktur Vale Indonesia, Bernardus Irmanto mengatakan divestasi saham sebesar 14 persen menjadi milestone penting perusahaan untuk keberlangsungkan ke depan. Sebab, dengan terealisasinya divestasi, maka Vale Indonesia juga mendapat kejelasan hukum dan kepatuhan terhadap regulasi di Indonesia.
Seperti diketahui Kontrak Karya (KK) Vale Indonesia akan berakhir pada 28 Desember 2025 mendatang. Vale harus mendivestasikan sahamnya hingga 51 persen ke Indonesia untuk bisa memperpanjang operasionalnya dengan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Seperti diketahui, selain kepemilikan saham RI lewat MIND ID sebesar 20 persen, Vale juga sudah melepas sahamnya ke publik melalui Bursa Efek Indonesia tahun 1990 lalu sebesar 20 persen. Dengan kata lain, total kepemilikan saham oleh Indonesia saat ini baru 40 persen.
Bernardus melanjutkan, ketiga pemegang saham mayoritas adalah pemegang saham yang kuat dan punya keunggulan masing-masing untuk mengembangkan bisnis Vale.
Namun, pihaknya pun belum dapat menyampaikan berapa besar valuasi nilai saham yang akan ditawarkan untuk dilepas. Bernardus mengatakan proses due diligence sedang berlangsung dan terus dilakukan diskusi.
“Terkait diskon (harga) atau pertimbangan satu variabel, tentu saja itu sangat tergantung dalam proses negosiasi yang dilakukan para pemegang saham kami,” ujarnya.