Tren Dunia Kerja dan Bisnis Berubah, Ini 5 Prediksi untuk 2024

Perubahan dipicu oleh meningkatnya jumlah angkatan kerja yang melek teknologi.

Republika/Wihdan H
Sekitar 77 persen perusahaan di Indonesia sudah pernah mencoba untuk ekspansi ke lebih dari satu negara dan 91 persen perusahaan berencana untuk berekspansi 5 tahun mendatang (ilustrasi).
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Platform SDM untuk manajemen tim global, Deel merilis laporan Global Expansion and Hiring Research guna memahami tantangan apa saja yang dihadapi oleh bisnis yang beroperasi di Indonesia saat merencanakan ekspansi ke pasar luar negeri.

Baca Juga


Penelitian yang dilakukan bersama Rakuten Insight ini mewawancarai 900 pelaku bisnis yang berasal dari Singapura, Malaysia, dan Indonesia dengan masing-masing 300 pelaku bisnis dari setiap negara. Penelitian ini mengkaji minat para pelaku bisnis untuk melakukan ekspansi di luas pasar domestik, tantangan yang dihadapi, dan strategi rekrutmen selama ekspansi. 

Indonesia Commercial Lead, Deel, Grace Bunardi mengatakan Deel melihat perusahaan-perusahaan di Indonesia memang tertarik untuk melakukan ekspansi secara global. Sekitar 77 persen perusahaan di Indonesia  sudah pernah mencoba untuk ekspansi ke lebih dari satu negara dan 91 persen perusahaan di Indonesia berencana untuk berekspansi ke negara luar untuk lima tahun ke depan. 

“Mereka akan ekspansi itu lebih ke arah Asia Tenggara untuk sekarang, sekitar 67 persen, dan 32 persen ke Asia Utara. Tapi berdasarkan research, hasil dari yang kita lihat yang menariknya adalah di masa depan, sekitar lima tahun lagi, angka 67 dan 32 itu akan berubah,” kata Grace dalam acara peluncuran survei Deel “Hiring and Global Expansion”, Rabu (29/11/2023).

Berikut adalah 5 prediksi Deel untuk lanskap SDM Indonesia di tahun 2024:

- Prediksi 1: Rencana ekspansi global yang lebih agresif 

Sebanyak 91 persen responden mengatakan bahwa mereka secara aktif mengejar pertumbuhan di skala internasional. Komitmen ini tentu didukung dana investasi, yang mana para pelaku bisnis tersebut menyatakan bahwa mereka saat ini menanamkan modal sekitar 1,4 juta dolar AS untuk upaya ekspansi luar negeri. Asia Tenggara dan Asia Utara menjadi target wilayah ekspansi yang paling diminati. 

 

Prediksi 2: Strategi tenaga kerja global untuk mendorong pembelajaran berkelanjutan. 

91 persen pelaku bisnis di Indonesia mengatakan bahwa perekrutan tenaga kerja global dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan tenaga kerja lokal secara keseluruhan di perusahaan. Deel memprediksi bahwa para pemimpin bisnis di Indonesia akan mempertimbangkan peluang kolaborasi dengan tenaga kerja global untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja lokal melalui transfer keterampilan. 

 

Prediksi 3: Mengedepankan pengalaman karyawan

Pada tahun 2024, banyak perusahaan akan mulai memprioritaskan konsep pengalaman karyawan (EX) sebagai pendekatan untuk mempertahankan karyawan. Hal ini bisa mencakup memberikan karyawan manfaat lebih, memberikan pengakuan untuk keberhasilan karyawan, investasi dalam teknologi serta peralatan yang lebih baik untuk mengurangi hambatan dalam pekerjaan karyawan.

Perusahaan juga bisa memberikan pekerja kesempatan untuk berkreasi, seperti kebebasan melakukan kegiatan sosial yang diinginkan; mendorong minat untuk mempelajari keterampilan lain sambil mengasah kemampuan mereka untuk fokus pada pekerjaan sehari-hari melalui pengurangan jam rapat dan jam kerja yang lebih terfokus. 

 

Prediksi 4: Bergeser menuju optimisasi dan otomatisasi kecerdasan buatan (AI)

Minat terhadap otomatisasi proses SDM akan terus meningkat seiring dengan bertumbuhnya kesadaran perusahaan atas efisiensi operasional yang mungkin dicapai dengan bantuan AI untuk menyederhanakan berbagai proses SDM yang berulang, mulai dari orientasi karyawan, hingga proses manajemen karyawan sehari-hari. 

 

-Prediksi 5: Peningkatan mobilitas dan penyesuaian kebijakan Return-to-office (RTO)

Mobilitas global tengah bertransformasi, beralih dari pendekatan konvensional menuju kepada pendekatan yang lebih memberdayakan pekerja, seperti penerapan kerja jarak jauh. Perubahan ini dipicu oleh meningkatnya jumlah angkatan kerja yang melek teknologi, sehingga menghasilkan relokasi karyawan yang lebih efisien dan hemat biaya. Beberapa data menunjukkan bahwa kebijakan RTO dan yang terkait ketenagakerjaan lainnya perlu disesuaikan, terutama dalam menghadapi kesibukan sehari-hari dan biaya perjalanan. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler