Laporan Ini Buktikan Yahudi Ekstrem Juga Rugikan Umat Kristen Palestina, tak Hanya Muslim

Umat Kristen juga menjadi target kekerasan Yahudi ekstrem di Palestina

Yahudi ekstrem (ilustrasi). Umat Kristen juga menjadi target kekerasan Yahudi ekstrem di Palestina
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Zionis Israel tak hanya melakukan kekejian terhadap umat Islam di Palestina, tetapi juga menyasar umat Kristen. Lebih dari 50 kejahatan kebencian terhadap umat Kristen tercatat tahun lalu.

Baca Juga


Dilansir di The Jerusalem Post, Kristen Palestina melakukan kampanye untuk melindungi umat kristen Tanah Suci, sebuah kampanye ekumenis yang didirikan pada Desember 2021 oleh Patriark Ortodoks Yunani Yerusalem, bersama dengan Dewan Patriark dan Kepala Gereja di Yerusalem. 

Mereka telah mencatat lebih dari 50 kejahatan kebencian terhadap umat Kristen di Yerusalem selama 2022. Kejahatan tersebut berkisar dari pembakaran dan penyerangan fisik terhadap pendeta hingga penodaan situs suci kuno. 

Kampanye ini juga bertujuan untuk mengatasi isu kontroversial penjualan properti Hotel Petra di pintu masuk Christian Quarter melalui Gerbang Jaffa kepada kelompok pemukim Ateret Cohanim serta keluhan lain mengenai akses ke Upacara Api Kudus Paskah Ortodoks di Gereja Makam Suci.

Berdasarkan sumber tidak resmi populasi kristen di Yerusalem menyebutkan jumlahnya sekitar 10 ribu orang termasuk penduduk lokal serta semua pemuka agama. 

Telah ada komunitas Kristen di Yerusalem sejak awal mula kekristenan, dengan lebih dari belasan gereja Kristen lokal yang berbeda, beberapa di antaranya sudah ada sejak zaman kuno. Ini termasuk Ortodoks Yunani, Armenia (Ortodoks dan Katolik), Katolik Roma, Latin, Katolik Melkite Yunani, Maronit, Koptik, Suriah (Ortodoks dan Katolik), Kasdim, Lutheran Etiopia, dan Anglikan.  

Baca juga: Raksasa Bank Riba Yahudi-Jerman Rothschild yang Kuasai Dunia dan Isyarat Alquran

Kelompok dan gereja Kristen lainnya juga hadir di Yerusalem. Ini termasuk Gereja Ortodoks Rumania kedua cabang Gereja Ortodoks Rusia,  Rumah Sakit Peziarah Katolik Austria dekat Gerbang Damaskus, Pusat Studi Timur Dekat Universitas Mormon Brigham Young di Bukit Zaitun, dan YMCA di Yerusalem timur dan barat.  

YMCA Yerusalem barat, yang terletak di seberang Hotel King David, mengadakan upacara penyalaan pohon Natal yang populer pada 4 Desember. 

Dengan beragamnya gereja yang berbeda, Natal di Yerusalem, Betlehem dan di seluruh Palestina, dirayakan selama periode tiga pekan. 

Menurut kalender Gregorian, hari Natal dirayakan pada 25 Desember oleh gereja Katolik Barat dan Protestan, sedangkan gereja Ortodoks Timur merayakannya menurut kalender Julian lama, yang berbeda 13 hari. 

 

Oleh karena itu, umat Ortodoks Yunani merayakannya pada tanggal 6 Januari, dan umat Armenia merayakan Natal pada tanggal 16 Januari. 

Ketiga perayaan tersebut mencakup prosesi tradisional para leluhur dari Yerusalem ke Betlehem. Bagi komunitas Kristen setempat, semangat Natal pun sama, dan mereka saling berbagi dalam perayaannya. 

Mayoritas umat Kristen di Yerusalem dan sekitarnya adalah penutur bahasa Arab, namun banyak pula umat Kristen asing yang datang dan memutuskan ingin tinggal di sini. 

Sehingga ada layanan keagamaan dalam bahasa Inggris, Prancis, Polandia, Jerman, dan Arab. Tetapi komunitas lokalnya adalah komunitas Arab, kecuali komunitas Armenia yang bukan Arab. mereka etnis Armenia tetapi berbicara bahasa Arab karena mereka tinggal di Kota Tua.  

Hanya dalam jarak berjalan kaki di Gerbang Jaffa Kota Tua, yang terkonsentrasi di sepanjang jalan, beberapa di antaranya dinamai menurut nama patriarkat, terdapat Patriarkat Latin, Patriarkat Katolik Melkite Yunani, Patriarkat Maronit, dan Katedral Saint James dan Patriarkat Armenia. 

"Di dalam Alkitab, kita membaca di dalam [Kitab] Yesaya bahwa semua bangsa akan datang ke Yerusalem, jadi ini adalah sesuatu yang jelas juga dalam spiritualitas Yahudi,” kata Franciscan Custos Francesco Patton, Kepala Catholic Franciscan Custody. Lembaga ini menjadi penjaga tempat suci Katolik di Tanah Suci selama lebih dari 800 tahun.  

Dan bagi umat kristen, penting bagi Yerusalem untuk terus menjadi tempat di mana orang Yahudi, Kristen, dan Muslim memiliki akses bebas ke tempat ibadah. 

Baca juga: Mengapa Allah SWT Mengutuk Kaum Yahudi Menjadi Kera? Ini Tafsir Surat Al-Baqarah 65

Dia mencatat tantangan yang ditimbulkan oleh banyak festival yang disponsori pemerintah kota baru-baru ini yang berlangsung hingga dini hari.

Festival-festival ini berlangsung di Gerbang Baru di sebelah biara Fransiskan, mengganggu 80 pendeta yang tinggal dan bekerja di sana. 

Para pemimpin gereja lokal juga menyatakan keprihatinannya mengenai dampak yang akan ditimbulkan oleh pemerintahan sayap kanan ekstrem Israel terhadap komunitas mereka. Meskipun Gereja Makam Suci (di mana, menurut tradisi Kristen, Yesus disalib, dikuburkan, dan dibangkitkan) adalah sebuah landmark yang terkenal, sejarah umat Kristen di Yerusalem dan tempat-tempat suci lainnya tidak begitu terkenal. 

 

Perjanjian Status Quo Utsmaniyah 1852 mengatur kepemilikan dan tanggung jawab atas gereja oleh Gereja Ortodoks Yunani, Kustodian Katolik Fransiskan, Gereja Armenia, Koptik, Etiopia, dan Siria, dengan tiga yang pertama menjadi penjaga utama situs suci tersebut    

3 Benteng Klan Yahudi di Madinah - (republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler