Wakaf Hutan Dinilai Bisa Menjadi Sumber Bursa Karbon 

Wakaf hutan bisa menjadi contoh pengelolaan wakaf yang bermanfaat bagi masyarakat.

Republika/Thoudy Badai
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia Bambang Brodjonegoro (tengah) didampingi Pemimpin Redaksi Republika, Elba Damhuri (kanan) mengamati produk hasil dari daur ulang sampah melalui Reverse Vending Machine (RVM) yang dipajang di stan Republika ESGNow di acara Anugerah Syariah Republika 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). Reverse Vending Machine merupakan mesin daur ulang yang mempermudah masyarakat untuk memonetisasi sampah menjadi uang sebagai upaya untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dengan melakukan daur ulang sampah.
Rep: Havid Al Vizki Red: Fian Firatmaja

Havid Al VizkiREPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Bambang Brodjonegoro mengaku sangat terinspirasi dengan adanya Wakaf Hutan yang diluncurkan oleh Muslims for Shared Actions on Climate Impact (MOSAIC). 


Menurutnya dengan adanya wakaf hutan bisa dimanfaatkan untuk memperbanyak dan belajar mengelola wakaf yang bermanfaat bagi masyarakat. Terlebih wakaf hutan bisa menjadi sumber bursa karbon Indonesia.

Selain itu ia menjelaskan, wakaf hutan ini juga harus selaras dengan program pemerintah untuk memberikan lahan kepada masyarakat. 

 

 

 

Videografer | Havid Al Vizki

Video Editor | Fian Firatmaja

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler