Alasan Bani Israil Sembah Patung

Bani Israil dikenal kerap melanggar perintah Allah.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Ilustrasi ngaji Alquran.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menjelaskan bahwa Bani Israil adalah kaum yang sangat bandel dan pembangkang. Ketika mereka ditinggalkan oleh Nabi Musa Alahissalam untuk beberapa waktu, mereka kembali sesat dengan menyembah patung sapi. Dalam tafsir dijelaskan bahwa ada kemungkinan Bani Israil terpengaruh budaya di Mesir yang menyembah selain Allah SWT.

Baca Juga


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَاتَّخَذَ قَوْمُ مُوْسٰى مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ حُلِيِّهِمْ عِجْلًا جَسَدًا لَّهٗ خُوَارٌۗ  اَلَمْ يَرَوْا اَنَّهٗ لَا يُكَلِّمُهُمْ وَلَا يَهْدِيْهِمْ سَبِيْلًاۘ اِتَّخَذُوْهُ وَكَانُوْا ظٰلِمِيْنَ

Kaum Musa, setelah kepergian (Musa ke Gunung Sinai), membuat (sembahan berupa) patung anak sapi yang bertubuh dan dapat melenguh (bersuara) dari perhiasan emas mereka. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa (patung) anak sapi itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan (kebaikan) kepada mereka? (Bahkan,) mereka menjadikannya (sebagai sembahan). Mereka adalah orang-orang zalim. (QS Al-A‘raf Ayat 148)

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, Bani Israil telah menyembah patung anak sapi selama kepergian Nabi Musa ke Bukit Sinai untuk menerima wahyu dari Allah. Patung anak sapi itu dibuat oleh Samiri. Samiri membuat patung itu atas anjuran para pemuka Bani Israil, padahal ia manusia yang patuh dan taat serta mempunyai kedudukan yang terhormat dalam masyarakat.

قَالَ فَاِنَّا قَدْ فَتَنَّا قَوْمَكَ مِنْۢ بَعْدِكَ وَاَضَلَّهُمُ السَّامِرِيُّ

Dia (Allah) berfirman, "Sungguh, Kami telah menguji kaummu setelah engkau tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri." (QS Taha Ayat 85)

Patung anak sapi itu dibuat dari emas, yang berasal dari emas perhiasan wanita-wanita Mesir yang dipinjam oleh wanita-wanita Bani Israil yang dibawanya waktu mereka meninggalkan negeri Mesir itu. Emas perhiasan itu dilebur dan dibentuk oleh Samiri menjadi patung anak sapi. Menurut At-Tabari emas-emas itu dipinjam dari gelang emas tanda perbudakan Bani Israil oleh penduduk asli Mesir.

Pengaruh Budaya Mesir

Keinginan Bani Israil menyembah patung anak sapi sebagai tuhan selain Allah ini adalah pengaruh dari kebiasaan mereka di Mesir dahulu. Sebetulnya nenek-moyang mereka adalah orang-orang muwahhidin (ahli tauhid) karena mereka adalah keturunan Nabi Yaqub. 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Akan tetapi setelah bergaul dengan orang Mesir, maka gejala-gejala wasaniyah (menyembah selain Allah) itu menular kepada mereka. Ibadah wasaniyah ini telah mendarah daging dalam diri mereka selalu timbul keinginan mereka hendak melakukan kebiasaan tersebut. 

Patung anak sapi yang disembah sebagai tuhan oleh Bani Israil itu, berupa patung anak sapi yang dibentuk sedemikian rupa, sehingga jika ditiupkan angin ke dalamnya ia akan dapat bersuara. 

Suara dari patung anak sapi itu keluar karena masuknya angin ke dalam rongga mulut dan keluar dari lubang yang lain, sehingga menimbulkan suara. Hal ini dapat dibuat dengan memasukkan alat semacam pipa yang dapat berbunyi dalam rongga patung anak sapi itu. Jika pipa itu dihembus angin, maka berbunyilah patung anak sapi itu seperti bunyi anak sapi sebenarnya. Karena hal seperti itu dipandang aneh oleh Bani Israil, maka dengan mudah timbul kepercayaan pada diri mereka bahwa patung anak sapi itu berhak disembah, sebagaimana halnya menyembah Allah. 

Bani Israil Lemah Iman

Allah SWT mencela perbuatan Bani Israil yang lemah iman itu, yang tidak dapat membedakan antara Tuhan yang berhak disembah dengan sesuatu yang ganjil yang baru pertama kali mereka lihat dan ketahui. 

 

Lihat halaman berikutnya >>> 

 

 

Mereka tidak dapat membedakan antara Tuhan yang menurunkan wahyu kepada para Rasul dan makhluk Tuhan yang hanya dapat bersuara. Jika mereka mau berpikir kemampuan diri mereka sendiri mungkin lebih baik, dan lebih mampu berbicara dari patung anak sapi itu.

Bani Israil berbuat demikian itu bukanlah berdasar sesuatu dalil yang kuat, mereka berbuat demikian hanyalah karena pengaruh adat kebiasaan nenek-moyang mereka yang ada di Mesir dahulu yang menyembah anak sapi. Padahal kepada mereka telah diturunkan bukti-bukti yang nyata, seperti membelah laut, tongkat menjadi ular dan sebagainya. Karena mereka tidak mau memperhatikan bukti-bukti dan dalil-dalil, mereka mengingkari Allah, yang berakibat buruk pada diri mereka sendiri. 

Tafsir Ibnu Katsir 

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Samiri memasukkan debu dari bekas injakan kuda Malaikat Jibril ke dalam leburan emas itu sehingga jadilah sebuah patung sapi yang berbentuk dan bersuara. Al-Khuwar ialah suara lembu. Hal ini terjadi setelah kepergian Nabi Musa untuk memenuhi janji Tuhannya. Maka Allah SWT memberitahukan hal tersebut kepada Nabi Musa ketika Nabi Musa berada di Bukit Tur.

Para ahli tafsir berbeda pendapat sehubungan dengan anak sapi ini, apakah ia mempunyai darah dan daging serta dapat bersuara, ataukah wujudnya tetap seperti patung emas, hanya di dalam rongganya terdapat udara sehingga bersuara seperti suara sapi. Ada dua pendapat mengenai­nya, hanya Allah yang lebih mengetahui. 

Menurut suatu pendapat, ketika anak sapi itu bersuara, maka Bani Israil menari-nari di sekelilingnya dan terperdaya oleh buatan Samiri itu, lalu mereka mengatakan bahwa inilah tuhan kalian dan tuhan Musa, tetapi Musa melupakannya. 

Padahal patung anak sapi itu tidak dapat berbicara dengan mereka, tidak pula menunjukkan jalan kebaikan kepada mereka. Tetapi memang gelapnya kebodohan dan kesesatan telah menutupi pandangan hati Bani Israil. Seperti yang di­sebutkan di dalam riwayat Imam Ahmad dan Imam Abu Daud, dari Abu Darda yang telah menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda. 

 

"Cintamu kepada sesuatu dapat membuatmu buta dan pekak (tuli)."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler