Hoaks Bayi Palestina Meninggal Disebut Boneka, Mantan Caleg PSI Disorot Netizen
PSI tegaskan bahwa Donny Wiguna sudah dipecat dari partai.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unggahan media Israel Jerusalem Post dengan menyebut bayi Palestina yang digendong oleh kakeknya hanya sebuah boneka ramai jadi perbincangan warganet. Belakangan kicauan Jerusalem Post itu telah dihapus di akun X (dulu Twitter).
"Jerusalem Post yang dijalankan oleh pemukim Israel kelahiran AS dan propagandis militer Israel AviMayer, telah secara diam-diam menghapus artikel yang secara salah diklaim bayi Palestina yang dibunuh Israel Muhammmad Hani-al-Zahar adalah boneka," ujar akun Dan Cohen yang juga seorang jurnalis dan pembuat film berbasis di Washington lewat kicauannya, Sabtu.
Namun uniknya berita ini ramai menjadi sorotan netizen RI setelah pemilik akun Donny A Wiguna seolah mengamini berita Jerusalem Pos tersebut. "Shame on them. I would be ashamed if I couldn't distinguish between a human and a doll," kicau Donny Wiguna pada Sabtu (2/12/2023).
Respons Donny mendapat balasan dari warganet lainnya. "Boneka pala kau lah, jelas-jelas bayi," kata akun Fais.
"Orang macam apa kau? Perusak konstitusi kau. Baru nyaleg udah kebaca isi kepalamu," kata akun lainnya.
Akun Ainun Najib lalu menyebut akun @kaesangp @kangUki123 dan meminta agar teman caleg/kader PSIP @psi.id ini ditertibkan sambil mengunggah tangkapan layar Donny A. Wiguna.
PSI lantas membalas pertanyaan Ainun Najib. "Izin mas.. ybs sudah dipecat April lalu, dan bukan pula caleg PSI."
"min @psi_id ini mungkin baiknya dihapus ya, masih ada di website resmi PSI sebagai caleg, dan keluar pertama di google juga https://caleg.psi.id/profil/candida," jawab Ainun.
Dalam kicauannya yang lain Donny Wiguna juga membagikan pernyataan senator AS Marco Rubio yang menyalahkan Hamas dalam konflik di Palestina. Dalam kicauannya Donny tegaskan peduli terhadap anak-anak yang menjadi korban.
"WE DO CARE! ABSOLUTELY TERRIFIED with all of those CHILDREN death 100% blame Hamas that put them under harm's way. They who taught Children to be militants, they are to blame They who broke the ceasefire, are to blame"
Jerusalem Post hapus kicauan
Sementara itu, Jerusalem Post dalam pernyataannya menyadari kesalahan dalam membagikan berita. Post menilai artikel tersebut tidak memenuhi standar editorial dan telah dihapus.
Post tidak menyebut berita apa yang dimaksud. Namun mereka menganggap masalah ini serius. "Kami menilai masalah ini serius dan akan mengatasinya secara internal agar kejadian serupa tidak terualng."
Post menyesal atas kelalaian tersebut dan akan tetap berkomitmen dalam menjunjung tinggi standar jurnalistik.
Bayi yang baru 5 bulan itu diketahui terbunuh dalam serangan udara Israel. Bayi itu dibawa ke rumah sakit Al-Aqsa oleh ibunya dan ayahnya pada Jumat (1/12/2023). Setidaknya 32 orang meninggal dalam serangan Israel hanya dalam waktu tiga jam sejak masa jeda kemanusiaan berakhir.
Sementara itu Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell pada Sabtu menyampaikan kekecewaannya atas kelanjutan serangan Israel di Jalur Gaza.
Borrell juga menekankan kewajiban Tel Aviv untuk menghormati hukum humaniter internasional dan hukum perang, yang dia gambarkan "bukan hanya kewajiban moral tetapi juga kewajiban hukum."
"Cara Israel menuntut haknya untuk membela diri itu penting. Tetapi, penting juga bagi Israel untuk menghormati Hukum Humaniter Internasional dan hukum perang," tulis Borrell di akun media sosial X.
Pernyataannya itu disampaikan setelah tentara Israel melanjutkan serangan di Gaza menyusul pernyataan diakhirinya jeda kemanusiaan pada Jumat pagi, yang juga disesalkan Borrell karena khawatir jumlah korban tewas yang sudah tinggi akan terus meningkat.
Sementara menegaskan kembali seruannya kepada Israel untuk menghormati hukum internasional, dia menekankan bahwa penghormatan tersebut "bukan hanya kewajiban moral tetapi juga kewajiban hukum."
Dia juga menyebutkan aksi kekerasan yang terus meningkat di Tepi Barat. Mengutip angka dari PBB, Borrell mengatakan bahwa 271 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober.