Hindari Kekerasan Seksual, Ini 2 Kuncinya dari Masing-Masing Individu 

Setiap individu bisa ikut mencegah terjadinya kekerasan seksual

republika/mardiah
Ilustrasi Korban Kekerasan Seksual. Setiap individu bisa ikut mencegah terjadinya kekerasan seksual
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menekankan pentingnya remaja memahami diri dan lingkungan. 

Baca Juga


Hal tersebut dinilai sangat berkaitan erat dengan mengenali batasan diri dan orang lain sehingga dapat terhindar dari bentuk kekerasan, terutama kekerasan seksual. 

“Kenali diri dan lingkungan ini berkaitan erat dengan bagaimana kita mengenali diri sendiri, mengenali batasan diri dan orang lain sehingga dapat terhindar dari bentuk kekerasan terutama kekerasan seksual,” ujar Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek Rusprita Putri Utami dalam webinar, Sabtu (2/12/2023). 

Menurut dia, pada usia remaja sangat penting untuk membahas hal-hal terkait pengenalan diri, kesehatan seksual dan reproduksi.

 Harapannya, kata dia, para remaja bisa lebih paham atas perubahan-perubahan yang signifikan ketika tumbuh menjadi dewasa dan dapat menjadi manusia yang bertanggung jawab. 

Lebih lanjut, Prita memaparkan, sosok dewasa yang bertanggung jawab ialah yang mampu menghargai penolakan dari orang lain, tak melakukan paksaan, dan mampu mengenali apapun yang mengancam keamanan ataupun kenyamanan pada tubuh. 

Kemudian, mampu mencari sosok orang dewasa yang dapat dipercaya agar membantu dan memberikan arahan ketika mengalami situasi sulit saat berada pada tahap perkembangan dari remaja menuju dewasa. 

“Saya sangat berharap para remaja mulai peduli terkait pengenalan diri agar ke depannya selalu aman dan nyaman menjalani kehidupan yang menyenangkan di masa remaja menuju dewasa,” kata Prita. 

Sementara itu, Pendiri Komunitas Dokter Tanpa Stigma Sandra Suryadana mengungkapkan, pada masa pubertas tubuh remaja mengalami perubahan mulai dari perubahan fisik hingga emosi. 

Sebab itu, menurut dia, para remaja tidak perlu bingung dan khawatir karena perubahan itu merupakan hal yang wajar dan dialami semua remaja. 

Dia kemudian berpesan agar para remaja lebih fokus memanfaatkan waktunya untuk mengenali dan menyayangi tubuhnya sendiri. “Ketika remaja semua pasti berubah, manfaatkan waktunya untuk mengenali tubuh sendiri. Di mana kita bisa menyayangi diri sendiri dengan mengenali seluk beluk tubuh kita,” tutur Sandra. 

Dia menambahkan, selain menjaga kesehatan tubuh, para remaja juga diharapkan untuk mampu meregulasi emosi dan energi mereka. Menurut dia, para remaja dapat melakukan banyak aktifitas positif supaya energi mereka tersalurkan dengan baik, seperti ikut klub olahraga atau bergabung ke dalam sebuah komunitas. 

“Penting sekali mencari aktivitas yang positif, berkumpul dengan teman-teman sefrekuensi yang dapat memberikan pengaruh yang baik,” terang Sandra lebih lanjut. 

Senada dengan itu, Peer Educator PKBI Bali Ni Putu Ayu Sugi Andini Wijayanti mengungkapkan manfaat yang dia dapat ketika bergabung ke dalam komunitas. 

“Masuk ke dalam komunitas memiliki banyak aktivitas, jadi selain lelah pikir juga lelah fisik. Jadi sudah tidak ada lagi energi untuk melakukan hal-hal yang negatif,” tutur Sugi. 

Dalam kesempatan yang sama, Remaja Generasi Berencana (GenRe) DKI Jakarta Stevvan Vallentino Petrix Pratama menyampaikan hal yang tak kalah penting bagi remaja, yaitu pengembangan diri. Menurut dia, masa remaja adalah saat yang tepat untuk pengembangan diri. 

Karena selain sebagai sarana untuk menyalurkan energi positif, kata dia, pengembangan diri ketika remaja dapat memperkaya bekal ilmu yang dapat dirasakan manfaatnya ketika dewasa nanti.

“Waktu merupakan hal yang sangat berharga, sehingga kita perlu mengisinya dengan pengembangan diri. Jadi jika sewaktu-waktu ilmu itu dibutuhkan kita sudah siap,” ujar dia. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler