3 Kapal Komersial Dihantam Rudal Houthi di Laut Merah
Serangan tersebut menandai eskalasi serangkaian serangan maritim di Timur Tengah.
REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Tiga kapal komersial di Laut Merah dihantam rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman yang dikuasai Houthi pada Ahad (3/12/2023). Usai hantaman rudal Houthi itu, kapal perang AS menembak jatuh tiga pesawat tak berawak untuk membela diri selama serangan berjam-jam, kata militer AS.
Kelompok Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang diduga didukung oleh Iran. Serangan tersebut menandai eskalasi dalam serangkaian serangan maritim di Timur Tengah yang terkait dengan perang Israel-Hamas, karena beberapa kapal berada dalam bidikan serangan Houthi untuk pertama kalinya dalam konflik tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Komando Pusat AS mengatakan bahwa serangan-serangan tersebut "merupakan ancaman langsung terhadap perdagangan internasional dan keamanan maritim. Mereka telah membahayakan nyawa para awak kapal internasional yang mewakili banyak negara di seluruh dunia." Dikatakan bahwa tiga kapal komersial dan awaknya terhubung dengan 14 negara.
Menurut Komando Pusat, USS Carney, kapal perusak Angkatan Laut, mendeteksi rudal balistik yang ditembakkan dari wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman ke arah kapal pengangkut curah berbendera Bahama, Unity Explorer. Rudal tersebut menghantam dekat kapal.
Tak lama kemudian, USS Carney menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak yang mengarah ke kapal tersebut, meskipun tidak jelas apakah kapal perusak itu adalah targetnya. Pesawat tak berawak itu juga diluncurkan dari Yaman.
Sekitar 30 menit kemudian, Unity Explorer dihantam rudal, dan ketika merespons panggilan darurat, USS Carney menembak jatuh pesawat tak berawak lain yang datang. Komando Pusat mengatakan bahwa Unity Explorer melaporkan kerusakan kecil akibat rudal tersebut.
Dua kapal komersial lainnya, kapal tanker berbendera Panama, Number 9 dan Sophie II, juga dihantam rudal. Kapal Number 9 melaporkan beberapa kerusakan tetapi tidak ada korban jiwa, dan kapal Sophie II melaporkan tidak ada kerusakan yang berarti.
Ketika berlayar untuk membantu Sophie II, USS Carney menembak jatuh pesawat tak berawak lain yang menuju ke arahnya. Pesawat tak berawak itu tidak mengalami kerusakan.
"Kami juga memiliki banyak alasan untuk meyakini bahwa serangan-serangan ini, meskipun dilancarkan oleh Houthi di Yaman, sepenuhnya didukung oleh Iran," kata Komando Pusat, seraya menambahkan bahwa AS akan mempertimbangkan "semua tanggapan yang sesuai."
USS Carney, kapal perusak rudal berpeluru kendali kelas Arleigh Burke, telah menembak jatuh beberapa roket yang ditembakkan Houthi ke arah Israel sejauh ini dalam perang. Kapal tersebut tidak mengalami kerusakan dalam insiden apapun dan tidak ada korban yang dilaporkan di dalamnya.
Pelayaran global semakin menjadi sasaran perang Israel-Hamas...
Juru bicara militer Houthi, Brigjen Yahya Saree, mengklaim serangan hari Ahad itu, dengan mengatakan bahwa kapal pertama dihantam rudal dan kapal kedua dihantam pesawat tak berawak ketika berada di Selat Bab el-Mandeb, yang menghubungkan Laut Merah dengan Teluk Aden. Saree tidak menyebutkan adanya kapal perang AS yang terlibat dalam serangan tersebut.
"Angkatan bersenjata Yaman terus mencegah kapal-kapal Israel menavigasi Laut Merah (dan Teluk Aden) sampai agresi Israel terhadap saudara-saudara kami yang teguh di Jalur Gaza berhenti," kata Saree.
"Angkatan bersenjata Yaman memperbarui peringatan mereka kepada semua kapal Israel atau mereka yang terkait dengan warga Israel bahwa mereka akan menjadi target yang sah jika mereka melanggar apa yang dinyatakan dalam pernyataan ini."
Saree juga mengidentifikasi kapal pertama sebagai Unity Explorer, yang dimiliki oleh sebuah perusahaan Inggris yang memiliki Dan David Ungar, yang tinggal di Israel, sebagai salah satu perwiranya. Nomor 9 terkait dengan Bernhard Schulte Shipmanagement. Para manajer dari kedua kapal tersebut tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Media Israel mengidentifikasi Ungar sebagai putra miliarder perkapalan Israel, Abraham "Rami" Ungar.
Houthi telah meluncurkan serangkaian serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah, serta meluncurkan pesawat tak berawak dan rudal yang menargetkan Israel. AS tidak mengatakan bahwa kapal-kapal Angkatan Lautnya menjadi sasaran, tetapi mengatakan bahwa pesawat tak berawak Houthi telah mengarah ke kapal-kapal tersebut dan ditembak jatuh untuk membela diri.
Pelayaran global semakin menjadi sasaran karena perang Israel-Hamas mengancam untuk menjadi konflik regional yang lebih luas - bahkan ketika gencatan senjata sempat menghentikan pertempuran dan Hamas menukar sandera dengan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel. Namun, runtuhnya gencatan senjata dan kembalinya serangan udara Israel yang menghukum di Gaza serta serangan darat di sana telah meningkatkan risiko serangan laut kembali terjadi.
Pada bulan November, Houthi menyita sebuah kapal pengangkut kendaraan yang juga terkait dengan Israel di Laut Merah di lepas pantai Yaman. Para pemberontak masih menahan kapal tersebut di dekat kota pelabuhan Hodeida.
Rudal juga mendarat di dekat kapal perang AS lainnya minggu lalu setelah kapal tersebut membantu sebuah kapal yang terkait dengan Israel yang sempat disita oleh orang-orang bersenjata.
Namun, Houthi belum pernah secara langsung menargetkan Amerika selama beberapa waktu, yang semakin meningkatkan pertaruhan dalam konflik maritim yang sedang berkembang. Pada tahun 2016, AS meluncurkan rudal jelajah Tomahawk yang menghancurkan tiga situs radar pesisir di wilayah yang dikuasai Houthi untuk membalas rudal yang ditembakkan ke kapal-kapal Angkatan Laut AS pada saat itu.