Ketika Nama Ibu Kota Sendiri Melukai Para Pemuda Prancis di Kota Solo Indonesia
Momen berjayanya sang lawan membuat Prancis terluka dua kali tahun ini.
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ada yang unik dari gelaran laga pamungkas Piala Dunia U-17 di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (2/12/2023) lalu. Pada laga final yang mempertemukan Prancis dengan Jerman itu, nama ibu kota Prancis, Paris melambung tinggi mencuri perhatian.
Penyerang sayap tim nasional Jerman U-17 Paris Brunner mengawinkan gelar pemain terbaik Piala Eropa U-17 dan Piala Dunia U-17.
Kepastian tersebut diperoleh sesusai Brunner sukses mengantarkan Tim Panser menjuarai dua turnamen tersebut dalam satu tahun terakhir.
Jerman untuk pertama kalinya merengkuh gelar juara Piala Dunia U-17 setelah menang dramatis atas Prancis dalam babak adu penalti dengan skor 4-3 pada pertandingan final yang berlangsung di Stadion Manahan Solo, Sabtu.
Sepanjang pagelaran kompetisi yang pertama kali berlangsung di Indonesia tersebut, Brunner tercatat telah mencetak lima gol dan memberikan satu assist. Brunner menjadi pemain kunci yang mengantarkan tim asuhan Christian Wueck tersebut merengkuh gelar juara Piala Dunia U-17.
Penampilan gemilang dari pemain Borussia Dortmund tersebut terjadi ketika babak penyisihan. Pada babak perempat final, gol tunggal dari Brunner memastikan Spanyol harus angkat kaki dari turnamen.
Penampilan apik Brunner berlanjut ke semifinal, dwigolnya ke gawang Argentina turut membantu Jerman memastikan tiket ke babak final. Lalu pada babak final, satu tembakan penalti Brunner sempat membawa Jerman unggul 1-0 meski hingga waktu normal berakhir skor imbang 2-2.
Brunner kini menjadi pemain Jerman kedua yang mampu menyabet gelar pemain terbaik Piala Dunia U-17, usai megabintang Real Madrid, Toni Kroos yang merengkuh gelar tersebut pada 2007 usai mengantarkan Jerman meraih peringkat ketiga terbaik turnamen.
Pada posisi kedua setelah Brunner, gelandang timnas Mali, Hamidou Makalou, dinobatkan sebagai pemain terbaik kedua turnamen. Hamidou Makalou menjadi poros sentral Mali sepanjang turnamen. Meski baru menjalani debut di timnas saat merumput di Piala Dunia U-17, Makalou tampil impresif dengan membawa Mali merebut peringkat tiga terbaik. Makalou tercatat telah mencetak dua gol dan satu assist sepanjang gelaran turnamen.
Sementara itu di posisi ketiga ditempati oleh gelandang timnas Prancis Mathis Amougou. Meski berposisi sebagai gelandang, Amougou kerap tampil menjadi pembeda ketika lini depan Prancis kerap menemui kesulitan mencetak gol. Satu gol Amougou di babak final sayangnya masih belum cukup untuk mengantarkan tim asuhan Jean Luc Vannuchi tersebut merengkuh gelar juara kedua sepanjang keikutsertaan di Piala Dunia U-17.
Mungkin kegemilangan Brunner sulit diterima para pemain Prancis U-17. Brunner adalah musuh bebuyutan yang telah merusak impian mereka sejak Piala Eropa U-17 pada Juni lalu di Hungaria.
Saat itu, Prancis juga terluka oleh Brunner dkk...
Saat itu, Prancis juga terluka oleh aksi Brunner dkk melalui adu penalti di partai puncak. Menyesakkan bila membayangkan seseorang dengan peran sama di kubu timnas Malaysia, memiliki nama Jakarta, lalu melakukan hal serupa terhadap timnas Indonesia di dua final kejuaraan berbeda secara beruntun. Persis seperti Paris yang mengubur impian remaja-remaja Prancis di Kota Solo.
Berikut daftar peraih pemain terbaik Piala Dunia U-17 menurut FIFA yang dilansir melalui laman resminya:
1. Peraih bola emas (golden ball): Paris Brunner - Jerman
2. Peraih bola perak (silver ball): Hamidou Makalou - Mali
3. Peraih bola perunggu (bronze ball): Mathis Amougou - Prancis