Shin Bet akan Lenyapkan Pemimpin Hamas di 3 Negara

Pada tahun 1997, agen Mossad Israel gagal meracuni pemimpin Hamas di Yordania.

Agensi Mata-mata Israel, Shin Bet
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Dinas keamanan internal Israel, Shin Bet, akan memburu para pemimpin dan anggota Hamas di Lebanon, Turki, dan Qatar meskipun itu memakan waktu bertahun-tahun. Rekaman penyataan Shin Bet ini yang disiarkan oleh lembaga penyiaran publik Israel Kan pada Ahad (3/12/2023).

Baca Juga


Tidak jelas kapan ketua Shin Bet Ronen Bar melontarkan pernyataan tersebut atau kepada siapa. Shin Bet sendiri menolak mengomentari laporan Kan tersebut.

“Kabinet telah menetapkan tujuan kami untuk melenyapkan Hamas. Ini adalah Munich kami. Kami akan melakukan ini dimana pun, di Gaza, di Tepi Barat, di Lebanon, di Turki, di Qatar. Ini akan memakan waktu beberapa tahun tapi kami akan berada di sana untuk melakukannya," demikian bunyi rekaman Shin Bet dilansir Reuters, Senin (4/12/2023).

Yang dimaksud dengan Munich adalah tanggapan Israel terhadap pembunuhan 11 anggota tim Olimpiade Israel pada tahun 1972 ketika orang-orang bersenjata dari kelompok Black September Palestina melancarkan serangan dalam perhelatan Olimpiade Munich 1972. Israel menanggapinya dengan melakukan kampanye pembunuhan yang ditargetkan terhadap agen dan penyelenggara Black September selama beberapa tahun di beberapa negara.

Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas setelah pada 7 Oktober menerobos perbatasan Israel dengan Gaza, yang menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 orang. Lebih dari 15.500 orang gugur selama serangan Israel di Gaza, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Selain di Gaza, para pemimpin Hamas tinggal atau sering mengunjungi Lebanon, Turki dan Qatar. Qatar membantu memediasi gencatan senjata selama seminggu yang gagal pada hari Jumat.

Selama bertahun-tahun, berbagai negara telah menawarkan perlindungan bagi Hamas, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Australia, Kanada, Uni Eropa, Israel, Jepang, dan Amerika Serikat.

Pada tahun 1997, agen Mossad Israel gagal meracuni pemimpin Hamas saat itu, Khaled Meshaal, di Yordania. Israel harus memberikan obat penawar kepada Yordania untuk menyelamatkan nyawa Meshaal. Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu adalah perdana menteri pada saat itu.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler