Kisah Hudzaifah bin Yaman, Mata-Mata Muslim dan Penjaga Rahasia Rasulullah (1)
Hudzaifah memiliki kecerdasan cemerlang dan mampu menjaga rahasia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hudzaifah bin Yaman lahir dan tumbuh besar dalam pengasuhan orang tua yang sudah memeluk Islam. Hudzaifah yang sudah belajar tentang Islam sejak kecil, membuatnya jatuh hati dan sangat ingin bertemu dan berdekatan dengan Rasulullah saw.
Ketika Rasulullah saw hijrah ke Madinah, Hudzaifah tidak melewatkan kesempatan itu. Hudzaifah juga ikut serta dalam perang Uhud dalam memerangi kaum kafir, begitu juga dalam perang Khandaq.
Hudzaifah adalah sahabat yang selalu berusaha dekat dengan Rasulullah saw. Hudzaifah memiliki kecerdasan cemerlang dan mampu menjaga rahasia dari siapapun.
Rasulullah pun mempercayakan Hudzaifah memegang nama-nama kaum munafik. Karena hal ini Huzaifah mendapatkan gelar Shahibul Sirri Rasulullah (pemegang rahasia Rasulullah).
Saat dipercaya mengetahui nama-nama orang munafik yang ingin memerangi Islam dan kaum Muslimin, Hudzaifah tidak pernah membocorkan nama-nama itu, baik kepada para sahabat, maupun istri Rasulullah saw.
Dalam perang Khandaq, Rasulullah...
Dalam perang Khandaq, Rasulullah saw bahkan menugaskan Hudzaifah untuk menjadi mata-mata. Ini membuktikan Rasulullah saw sangat mempercayai Hudzaifah dan mengetahui betapa pentingnya peran intelijen dalam menyusun sebuah strategi peperangan. Prinsip intelijen Rasulullah adalah menempatkan orang kepercayaannya yang mampu menjaga rahasia dan langsung melaporkannya kepada Rasulullah saw.
Dalam perang khandaq atau yang dikenal juga sebagai pertempuran al-Ahzab, yang terjadi pada Bulan Syawal 5 H, kaum Muslimin dikepung oleh pasukan Quraisy yang berjumlah 10 ribu orang ditambah bantuan kekuatan dari kaum Yahudi. Mereka berencana menyerang kota Madinah yang saat itu hanya memiliki kekuatan 3.000 orang.
Hari demi hari, kaum Muslim semakin menderita. Jika dibiarkan, hal ini akan menggoyahkan keimanan kaum Muslim yang masih lemah.
Untuk menghadapi pasukan Quraisy dan yahudi, Rasulullah saw membuat strategi perang yang jitu pada masa itu, yakni membuat parit (khandaq) di sekeliling kota Madinah. Pada malam itu juga, Rasulullah saw kemudian menugaskan Huzaifah untuk menjadi mata-mata pasukan Muslimin. Huzaifah menyusup di ke dalam pasukan lawan. Rizem Aizid dalam bukunya, The Great Sahaba menyebutkan misi yang diemban adalah mencari informasi dari musuh.
Huzaifah kemudian bercerita: “Aku melihat Abu Sufyan menghangatkan diri dekat api. Kuambil panahku dan hendak aku bidikkan, tetapi aku teringat pesan Rasulullah saw. Maka aku membatalkan niatku. Lalu aku kembali dan melaporkan kepada Rasulullah bahwa pasukan musuh sudah kembali ke Makkah. Saat itu, aku dalam kondisi kedinginan, lalu Rasul memberiku sehelai kain penghangat yang biasa beliau gunakan dalam shalat. Aku pun tertidur hingga pagi. Ketika itu, Rasulullah menyapaku, qum ya nauman! (bangunlah wahai orang yang banyak tidur).”
Bersambung...