Realisasi Laba BUMN On the Track, Erick Yakin Target Tercapai
Laba BUMN hingga kuartal III 2023 telah mencapai Rp 231 triliun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis capaian laba BUMN konsolidasi pada 2023 akan lebih tinggi dari 2023. Hal ini disampaikan Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/12/2023).
Erick mengatakan laba BUMN hingga kuartal III 2023 telah mencapai Rp 231 triliun. Erick mengatakan realisasi laba kuartal III 2023 meningkat sepuluh persen dari laba kuartal III 2022 yang sebesar Rp 210 triliun.
"Artinya kalau kita bandingkan dengan laba 2022 yang nilainya Rp 254 triliun, saya yakin angka ini bisa tercapai," ujar Erick melalui akun Instagram, @erickthohir pada Selasa (5/12/2023).
Erick bersyukur dengan peningkatan laba BUMN. Dengan demikian, ucap Erick, BUMN mampu berkontribusi lebih besar bagi perekonomian negara dan masyarakat.
"Ini sebuah pencapaian yang harus kita pertahankan karena BUMN adalah lokomotif ekonomi Indonesia yang menggerakkan ekonomi nasional," kata Erick.
Selain laba, Erick menyampaikan transformasi juga berdampak besar dalam peningkatan kontribusi BUMN kepada negara melalui dividen, pajak, dan PNBP. Erick mengatakan total kontribusi BUMN dalam tiga tahun terakhir pada 2020-2022 mencapai Rp 1.318 triliun atau tumbuh Rp 39 triliun dari periode 2017-2019 yang sebesar Rp 1.279 triliun.
"Sementara realisasi kontribusi BUMN hingga kuartal III 2023 ytd telah mencapai Rp 448 triliun," ucap Erick.
Erick menyampaikan kinerja apik ini juga mendapat respons positif dari pasar. Erick mencontohkan tingkat return BUMN di bursa yang mencapai 28 persen atau lebih tinggi dari emiten swasta yang sebesar 18 persen.
Erick juga terus mendorong keseimbangan antara penyertaan modal negara (PMN) dengan dividen. Komitmen ini telah disampaikan Erick sejak 2019 yang menginginkan porsi PMN dan dividen bisa setara yakni 50:50.
Erick bersyukur BUMN berhasil menyetorkan dividen sebesar Rp 81,1 triliun atau melampaui target awal sebesar Rp 35,3 triliun pada 2023. Erick menargetkan dividen BUMN pada 2024 akan terus bertumbuh hingga Rp 85,2 triliun.
"Artinya kalau ditotal, nanti proporsional antara dividen dan PMN mencapai target 50:50, sekarang insyaAllah bisa 55:45," lanjut Erick.
Erick memerinci total realisasi dan usulan PMN selama periode 2020-2024 mencapai Rp 226,1 triliun. Sedangkan realisasi dan usulan dividen di periode yang sama justru lebih besar yakni Rp 279,4 triliun. Dengan demikian, porsi dividen BUMN akan mencapai 55 persen lebih besar dibandingkan PMN yang sebesar 45 persen.
"Hal ini terjadi juga karena dorongan Komisi VI yang mendorong transformasi. Kita juga punya annual report terkonsolidadi sehingga konsisten punya laporan keuangan yang transparan dan bisa menjadi review dan catatan untuk perbaikan di tahun-tahun berikutnya," kata Erick.