Saham Perusahaan Pro Israel Anjlok, MUI: Teruskan Boikot

Dampak gerakan boikot tersebut sekarang ini sudah mulai terlihat.

Dok. Istimewa
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim.
Rep: Muhyiddin Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham sejumlah perusahaan seperti Starbucks, Unilever, KFC, dan lainnya anjlok karena terdampak gerakan boikot produk Israel. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengimbau kepada masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, untuk terus melanjutkan gerakan boikot terhadap perusahaan yang masih mendukung Israel.

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional (HLNKI), Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan, dampak gerakan boikot tersebut sekarang ini sudah mulai terlihat. Dia pun yakin Israel akan semakin terpojok dengan adanya aksi boikot produk perusahaan yang pro Israel.

"Yang sekarang saja sudah mulai terasa di banyak tempat. Saya berkeyakinan ini bisa membuat Israel terpojok meskipun tentu ada balasan. Saya imbau teruskan boikot tanpa harus membuat kegaduhan. Cara lain seperti diplomasi terus juga diintensifkan," ujar Sudarnoto saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (7/12/2023).

Dia berpandangan, gerakan boikot tersebut penting untuk dilakukan. Jika terus dilakukan, kata dia, maka dampaknya akan besar.

"Saya berpandangan boikot ini penting sebagai bagian dari public pressure khususnya kepada Israel. Dan ini dilakukan banyak orang bahkan tidak saja boikot terhadap produk tapi juga boikot budaya, bidang olah raga dan lain-lain. Jika dilakukan secara konsisten ini akan berdampak,"  kata Sudarnoto yang kini tengah berada di Kairo.


Seperti diketahui, sejumlah saham perusahaan anjlok setelah adanya gerakan boikot produk-produk yang dinilai pro Israel. Misalnya, nilai pasar Starbucks turun 10,98 miliar dolar AS atau sekitar Rp 155,02 triliun akibat adanya gejolak dalam beberapa pekan terakhir, mulai dari pemboikotan, pemogokan staf, dan promosi liburan yang tidak berhasil.

Gerakan boikot juga dilakukan terhadap produk-produk PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Pada pekan lalu, pergerakan saham UNVR cenderung melemah. Pada penutupan sesi kedua Jumat (24/11/2023), saham UNVR berada di level 3.530 atau terkoreksi 0,28 persen setelah sempat dibuka menguat.

Manajemen PT Fast Food Tbk (FAST) juga mengakui imbauan boikot berpengaruh terhadap penjualan jaringan restoran miliknya, KFC. KFC menjadi salah satu merek yang masuk daftar boikot setelah memberikan dukungan kepada tentara Israel.

"Efek boikot terhadap produk kami mencakup penurunan penjualan dan transaksi bisnis kami," tulis manajemen FAST dalam laporan Hasil Public Expose Tahunan yang dirilis 28 November lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler