Fakta-Fakta Kasus Pembunuhan Empat Bocah di Jagakarsa, Pelaku Sosok Sayang Anak

Pelaku sekaligus ayah dari empat bocah yang dibunuh adalah sosok penyayang pada anak.

Republika/Febrian Fachri
Kondisi rumah lokasi pembunuhan Empat anak berinisial V (6 tahun),S (4 tahun), A (3 tahun) dan A (1 tahun) di RT 04/03, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023). Mereka diduga dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri berinisial PD (41 tahun)
Rep: Desy Susilawati Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus pembunuhan empat orang anak oleh ayah kandungnya sendiri di Jagakarsa, Jakarta Selatan, ramai diberitakan. Banyak orang yang menyayangkan kejadian seperti ini bisa terjadi, termasuk teman-teman pelaku. 

Baca Juga


Lalu apa yang memicu pelaku nekat melakukan hal seperti itu? Ini beberapa fakta soal pelaku berdasarkan cerita teman masa kecilnya. 

1. Kerap dipukul saat kecil

Salah satu teman masa kecil pelaku, Rianto (nama samaran), mengungkapkan bahwa pelaku ini memiliki trauma masa kecil. Berdasarkan informasi dari teman-teman mereka, ayah pelaku memiliki sikap tegas. Jika ada kesalahan, pelaku bernama Panca Darmansyah ini, kerap dipukul ayahnya.

"Seperti anak-anak masa 1990-an pada umumnya bila nakal atau melakukan kesalahan tapi tidak pernah lihat Panca terluka demikian dalam karena dipukul orang tuanya," ujarnya kepada Republika.co.id, Jumat (8/12/2023).

Trauma masa kecil Panca ini diduga menjadi pemicu Panca tega membunuh anaknya sendiri. "Namun, bisa jadi karena ada faktor trauma atau masalah lain yang kita tidak mau berspekulasi lagi," katanya.

2. Sayang anak

Panca dikenal sebagai seorang ayah yang bertanggung jawab bahkan sangat menyayangi anak-anaknya. Saat harus bekerja pun Panca sempat membawa anak-anaknya ikut serta. 

Sejak dulu, Panca juga sangat menyukai anak kecil. Hal inilah yang membuat teman Panca heran mengapa sahabatnya itu bisa menjadi gelap mata menghabisi nyawa darah dagingnya. 

"Bertanggung jawab, tidak malas bekerja, bahkan dia sangat sayang dan ingin bertemu dengan anak dari istri pertama sesering mungkin. Menandakan kalau Panca itu sebenarnya sayang keluarga," ujarnya.

3. Masalah ekonomi

Panca yang lahir pada 1 Oktober 1982 kerap memiliki masalah ekonomi dalam keluarganya. Hal ini diungkapkan oleh teman Panca yang sudah mengenalnya sejak duduk di sekolah dasar. Rianto mengatakan sebenarnya Panca adalah anak dari keluarga berada. Namun, setelah menikah, Panca mengalami beberapa masalah ekonomi.

"Tapi hidup dia saat berkeluarga enggak sebaik orang tuanya waktu dia jadi anak-anak," ujar teman Panca tersebut.

Beberapa tahun belakangan dia kesulitan ekonomi dan sempat terlilit pinjaman online (pinjol). "Kami sempat membantunya," katanya.

Masalah pernikahan ...

 

 

 

 

4. Masalah dalam pernikahan

Permasalahan lain yang dihadapi Panca adalah masalah pernikahan. Diketahui bahwa Panca telah dua kali menikah. Pada pernikahan pertama, dia dikaruniai satu anak. Dengan istri kedua, ia memiliki empat anak. 

"Panca pernah menikah sebelum ini, tapi kami juga tidak tahu betul masalah yang terjadi di rumah tangga sebelumnya, hanya dulu pernah bercerita kalau ia berpisah dengan istri pertama terkait masalah ekonomi," ujarnya.

Panca juga sempat terpukul karena tidak diizinkan istri pertama bertemu anaknya usai bercerai. "Baru beberapa tahun ini dia ketemu anak pertamanya," ujarnya. 

Kabarnya setelah kejadian pembunuhan tersebut, juga ditemukan tulisan darah di lantai. "Puas Bunda? Thanks for All."

"Kita bertanya-tanya ada masalah apa juga gerangan dengan istrinya? Karena sebelum-sebelumnya mereka tampak harmonis," ujar Rianto.

5. Sering menghilang

Beberapa dari teman Panca memintanya untuk lebih rajin beribadah, tapi sepertinya belum bisa dia laksanakan dan kadang merasa tersinggung.

"Mungkin bagi dia untuk berbicara dengan orang lain itu sulit, tetap beberapa dari kami mencoba membujuk dan mendekatinya, tapi dia suka hilang begitu saja," kata Rianto. 

6. Sempat video call

Rianto sangat terkejut Panca bisa menyembunyikan tindak kriminal serapi itu. "Padahal dia akan bertemu dengan kami di Sabtu sore, walaupun enggak jadi," katanya.

Lalu mereka sempat video call dan Panca minta barang dagangannya dibeli untuk pengobatan istrinya yang masuk rumah sakit.

7. Teman yang baik

Panca ini sebenarnya memiliki jiwa sosial yang cukup tinggi saat muda. Panca sering membantu teman-temannya bahkan berbagi rezeki dan mau mendengarkan teman curhat.

"Teman-teman pada sedih, marah, kecewa, nano-nano sih asli. Soalnya teman-teman saya satu grup itu kompak, dan kalau ada teman bermasalah kita suka urun rembug bantuin moral dan finansial walaupun tidak seberapa. Tetep kaget banget dia kok begini," ujarnya.

Beberapa kawan yang....

Beberapa kawan di bangku SD mengenal Panca sebagai sosok yang bertanggung jawab terhadap keluarga, ramah dan tidak pelit, serta supel, tidak seperti yang diberitakan orang-orang. "Kami sangat tidak menyangka hal ini bisa terjadi," ujarnya.

Sehingga, mereka sangat terpukul saat mendengar Panca terkena kasus pembunuhan anaknya sendiri. Teman-teman berharap kasus ini segera terselesaikan. Rianto berharap panca mendapat pengobatan psikis agar tidak banyak kasus seperti ini di masyarakat.

"Kami sangat terpukul tentu saja. Support akan kami lakukan dengan mendoakan, kelak ada dari kami yang akan menjenguk tersangka setelah ketok palu dari hakim untuk meyakinkan bahwa Allah masih memberi dia jalan pertobatan walaupun harus mendekam lama di tahanan," kata Rianto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler