Xi Minta Pejabat Uni Eropa tidak Adu Domba Cina-Eropa

Cina dan Eropa tak boleh terlibat dalam konfrontasi

AP Photo/Jeff Chiu
Presiden Xi Jinping memperingatkan petinggi Uni Eropa bahwa Cina dan Eropa tidak boleh memandang satu sama lain sebagai pesaing atau terlibat dalam konfrontasi
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Xi Jinping memperingatkan petinggi Uni Eropa bahwa Cina dan Eropa tidak boleh memandang satu sama lain sebagai pesaing atau terlibat dalam konfrontasi karena perbedaan sistem politik. Hal ini disampaikan dapat pertemuan tatap muka pertama antara pemimpin Cina dengan Eropa dalam empat tahun terakhir.

Pertemuan itu membahas berbagai isu mulai dari ketidakseimbangan perdagangan hingga Ukraina. Xi juga mengatakan Cina bersedia menjadikan Uni Eropa sebagai mitra kunci ekonomi dan perdagangan dan bekerjasama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk kecerdasan artifisial.

Berdasarkan laporan stasiun televisi pemerintah, CCTV, dalam pertemuan yang digelar di Wisma Negara Diaoyutai di Beijing itu ia juga mendesak Uni Eropa untuk "menghilangkan segala bentuk intervensi" dalam hubungan bilateral.  

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell juga bertemu Perdana Menteri Cina Li Qiang dalam kunjungan satu hari mereka.

Ini kesempatan terakhir petinggi Uni Eropa bertemu pejabat Cina sebelum pemilihan parlemen Eropa yang dimulai tahun depan. Pemilihan ini akan mengubah pemimpin-pemimpin Uni Eropa.

Kedua belah pihak juga menurunkan ekspektasi menjelang pertemuan. Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi memperingatkan diplomat-diplomat Uni Eropa yang berbasis di Beijing bahwa Eropa harus memilih antara "perdamaian dan stabilitas" dibandingkan "Perang Dingin yang baru."

Pada awal pekan ini seorang pejabat Eropa mengatakan "tidak akan ada satu hasil luar biasa yang dihasilkan pertemuan tersebut." Ia menambahkan tidak akan ada pernyataan gabungan.

Dalam pukulan terbaru hubungan Eropa dan Cina, pada Rabu (6/12/2023) kemarin sumber dari pemerintah Italia mengatakan "baru-baru ini" negara yang merupakan anggota Uni Eropa itu memberitahu Cina mereka akan meninggalkan Belt and Road Initiative.

Sejak Cina mencabut kebijakan penutupan pandemi yang ketat tahun ini, sudah beberapa pejabat Komisi Eropa termasuk kepala kebijakan perdagangan dan perubahan iklim blok itu yang berkunjung ke Beijing. Tapi tidak ada kemajuan dalam upaya mengurangi ketegangan.

Borrell yang memimpin kebijakan luar negeri Uni Eropa dan diplomat senior blok tersebut, Enrique Mora berkunjung ke Cina bulan November lalu. Uni Eropa ingin Beijing menggunakan pengaruhnya pada Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina.

Baca Juga


Hubungan ekonomi Eropa-Cina tak seimbang....



Fokus utama pejabat Uni Eropa ke Beijing adalah untuk mendesak Xi menghentikan perusahaan-perusahaan swasta Cina mengekspor produk-produk yang dapat digunakan untuk tujuan sipil dan militer ke Rusia. Pejabat Eropa mengatakan awalnya Brussels tidak memasukan perusahaan-perusahaan Cina itu dalam sanksi terbaru terhadap Rusia yang diumumkan bulan lalu.

Blok ini juga prihatin dengan apa yang mereka anggap sebagai hubungan ekonomi yang "tidak seimbang." Uni Eropa mengatakan defisit perdagangannya yang hampir 400 miliar euro atau 431,7 miliar dolar AS dengan Cina mencerminkan pembatasan bisnis Uni Eropa.

Sebelumnya Cina menolak penyelidikan anti-subsidi Uni Eropa terhadap kendaraan listrik Cina dan kebijakan "de-risking" Uni Eropa untuk mengurangi ketergantungannya pada impor China, terutama bahan baku penting.

Bulan lalu, Wang mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna yang sedang berkunjung risiko terbesar adalah "ketidakpastian yang disebabkan oleh politisasi yang luas", dan "ketergantungan yang paling membutuhkan pengurangan adalah proteksionisme".

Selama kunjungan Colonna, Cina juga menawarkan bebas visa kepada warga negara dari lima negara ekonomi terbesar di Uni Eropa dalam upaya untuk meningkatkan pariwisata pasca pandemi dan meningkatkan citra Cina di Barat setelah hubungan memburuk selama pandemi COVID.

Para pejabat Uni Eropa mengatakan kedua belah pihak dapat bekerja sama lebih lanjut dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan mempromosikan keanekaragaman hayati

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler