Tetangga Mengaku Trauma Menyusul Temuan Empat Jasad Anak di Rumah Kontrakan Jagakarsa

Tetangga trauma karena baru kali ini ada kasus penemuan mayat di lingkungan mereka.

Republika/Alkhaledi Kurnialam
Proses evakuasi empat jenazah anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan yang diduga meninggal karena dikunci di dalam kamar oleh ayahnya sendiri, Rabu (6/12/2023).
Rep: Febrian Fachri, Ali Mansur Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa penemuan jasad empat anak berinisial V (6 tahun), S (4 tahun), A (3 tahun) dan A (1 tahun) di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan membuat sebagian tetangga trauma. Pantauan Republika di RT 4 RW 3 Kelurahan Jagakarsa, Jakarta Selatan, warga di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) di rumah nomor 1 A, hanya mengurung diri di rumah. Mereka hanya sesekali terlihat keluar dan masuk kembali menutup pintu.  

Baca Juga


E (35) salah satu tetangga yang hanya berjarak satu rumah dari kediaman terduga pelaku berinisial P (41) mengatakan, dirinya sudah tiga hari sejak Rabu (6/12/2023) sengaja tidak berangkat kerja. Ia memilih tetap di rumah untuk menjaga istri dan kedua anaknya yang masih kecil agar tidak trauma dengan kejadian ini.  

“Saya nggak kerja dulu. Di rumah aja. Ya semua kami di sini masih trauma ada penemuan mayat di lingkungan kami,” kata E, Jumat (8/12/2023). 

Adik pemilik kontrakan yang dihuni P, Tuti (bukan nama asli) juga mengaku syok dengan peristiwa ini. Tuti, biasanya sehari-hari selalu melihat ke empat korban bermain di halaman depan rumahnya. 

“Kami semua kaget pasti. Kok bisa ada kejadian seperti ini,” ucap Tuti.  

Tuti menyebut selama ini di kompleks tempat dia tinggal cukup kondusif. Antar sesama warga dan tetangga rukun satu sama lain. Hanya saja P memang dilihat kurang bergau dengan tetangga. P hanya sekedar basi basi saling tegur dengan warga lain bila kebetulan berpapasan.

Alisa, yang juga tetangga P, juga merasa trauma. Alisa yang merupakan seorang ART sering mengajak anak majikannya main di halaman rumah. Dan anak majikannya ini kata dia juga sering bermain dengan ke empat anak P. 

“Empat anak (yang menjadi korban) ini lucu-lucu. Jadi masih enggak menyangka mayat mereka ditemukan,” kata Alisa.

Alisa juga tidak akrab dengan P. Ia hanya sering melihat P sesekali keluar rumah. Dahulu, kata Alisa, P hobi memelihara burung. Tapi entah sejak kapan burung peliharaan P sudah tidak ada lagi. Hanya terlihat dua kandang burung yang sudah kosong tergantung di depan rumahnya.


Kabiddokes Polda Metro Jaya Kombes Hery Wijatmoko menginformasikan, pada Kamis (7/12/2023) malam pun menginformasikan, bahwa empat anak berinisial V (6 tahun), S (4 tahun), A (3 tahun), dan A (1 tahun) diduga sudah meninggal beberapa hari sebelum jasadnya ditemukan pada Rabu (6/12/2023). Dugaan itu dikuatkan dengan sudah membusuknya empat jenazah korban pada saat ditemukan di dalam rumah korban di Gang Roman, Kelurahan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

“Dilihat dari tingkat pembusukannya, setidaknya sudah beberapa hari,” ujar  Hery saat dihubungi.

Namun, kata Hery, pihaknya belum dapat menyimpulkan apa penyebab kematian dari empat korban tersebut. Termasuk apakah di jasad para korban ada bekas luka kekerasan dan juga mengenai pesan misterius di tempat kejadian perkara.

Hery hanya mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap jasad para korban di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Demikian juga dengan kondisi ayah korban berinisial P (41 tahun) yang diduga sebagai pelaku. 

“Masih pemeriksaan lebih lanjut,” terang Hery. 

Sebelumya, pihak Polres Jakarta Selatan menyatakan kasus kematian empat anak dari pasangan suami-istri berinisial P dan D di Jagakarsa, Jakarta Selatan, kini telah naik status menjadi penyidikan. Namun, polisi belum bisa memeriksa P lantaran masih dalam perawatan usai diduga melakukan percobaan bunuh diri.

"Perlu kami laporkan, perkembangan penanganannya sudah meningkat dari penyelidikan ke penyidikan," kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Ade mengatakan, pihaknya telah memeriksa lima saksi terkait kasus tersebut, yakni keluarga dari P yang merupakan terduga pelaku, keluarga D, dan tetangga sekitar. Saat ini, Ade mengatakan pihaknya masih menunggu hasil autopsi jenazah keempat anak, sehingga belum diketahui secara pasti penyebab kematian mereka.

Adapun, autopsi dilakukan di RS Polri Kramat Jati pada Rabu (6/12/2023) malam. Ia melanjutkan, kondisi P juga masih belum stabil dan sedang dirawat di rumah sakit yang sama sehingga pihaknya belum melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap P.

"Apabila nanti sudah stabil, kami akan melakukan pemeriksaan lanjutan, kemarin baru interogasi awal secara lisan," tutur Ade.

Polisi mengabaikan banyak laporan KDRT. - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler