79 Kendaraan Militer Israel Hancur dalam 3 Hari
Brigade Al Qassam membunuh dan melukai pasukan zionis
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Brigade Al-Qassam mengumumkan para pejuangnya telah menghancurkan sepenuhnya atau sebagian 79 kendaraan militer Israel di Kota Gaza selama 72 jam terakhir.
“Pejuang kami telah menjebak pintu masuk terowongan di daerah Sheikh Radwan, dan segera setelah pasukan Israel maju ke sana, itu meledak. Akibatnya, anggota pasukan Israel terbunuh dan terluka," kata Brigade dalam sebuah pernyataan di Telegram, dilansir dari Middle East Monitor, Jumat (8/12/2023).
Dalam pernyataan terpisah, Brigade Al Qassam mengatakan pejuang perlawanan berhasil membunuh dua tentara di lingkungan Shuja'iyya, sebelah timur Kota Gaza, dan dua tentara lainnya, dengan senapan buatan lokal di timur laut kota Khan Yunis.
"Pejuang kami bentrok dengan unit infanteri yang terdiri dari enam tentara, membunuh dan melukai mereka, dan menyita robot yang mereka miliki dan menargetkan dua tank, di sebelah timur kota Khan Yunis," kata Al-Qassam.
Para pejuang perlawanan juga menargetkan unit infanteri yang terdiri dari 15 tentara, membunuh dan melukai banyak dari mereka, di sebelah timur kota Khan Yunis.
Para pejuang menargetkan buldoser militer, tank Merkava, dan ekskavator militer di sebelah timur kota Khan Yunis dan mengebom sekelompok tentara yang menembus sumbu utara dan timur kota.
Di Lembah Gaza utara, Brigade Al Qassam mengatakan telah menargetkan ruang komando Israel di poros selatan Kota Gaza dengan roket jarak pendek kaliber 114mm.
Israel telah mengintensifkan pengebomannya terhadap Jalur Gaza sejak gencatan senjata sementara berakhir pada 1 Desember. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant mengakui pada Selasa (5/12/2023), bahwa tentara telah membayar "harga yang sangat tinggi" sejak perang di Gaza.
Pada hari Kamis, outlet media Israel mengklaim bahwa jumlah kematian tentara telah meningkat menjadi 92 sejak dimulainya invasi darat ke Gaza pada akhir Oktober. Perlawanan Palestina mengatakan, jumlah sebenarnya secara signifikan lebih tinggi tetapi Israel tidak ingin publik tahu tentang korban karena akan mempengaruhi reputasi mereka.