Debat Capres-Cawapres, Salah Satu Adabnya Memberi Kesempatan pada Lawan Bicara
Bahkan, dalam Alquran pun mengabadikan tentang memberi kesempatan tersebut.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) dijadwalkan akan menjalani debat pada 12 Desember 2023. Ajang ini akan menjadi salah satu cara untuk mengetahui visi misi para calon.
Sering dalam berdebat, seseorang tidak memberikan kesempatan bicara kepada lawan bicaranya. Ini kadang terjadi di acara-acara televisi yang menyuguhkan tayangan debat.
Namun, bagaimana Islam memandang hal tersebut? Salah satu adab berdebat dalam Islam, yaitu mengizinkan lawan bicara untuk mengatakan semua yang ingin disampaikan. Lalu dengarkan dan simak dengan tenang.
Mendengarkan lawan debat adalah bentuk keadilan baginya. Sebab mungkin dia akan mengemukakan sesuatu yang meyakinkan jika yang disampaikannya benar. Atau, ada hal yang patut direspons dari apa yang disampaikan oleh lawan bicara.
Seperti halnya dokter, yang memberikan ruang kepada pasien untuk membicarakan kondisinya secara detail. Sebab, mungkin saja penyakit yang dideritanya itu sudah mencapai akar penyakit, lokasi dan riwayatnya sehingga berdampak pada diagnosis dan pengobatan.
Jiwa pasien akan lebih nyaman setiap kali ia membicarakan penyakitnya secara keseluruhan dan rinci. Dengan demikian, dokter yang bijak dapat menyadarinya dan tahu bagaimana cara mengatasi keluhan penyakit tersebut.
Bahkan, dalam Alquran pun...
Bahkan, dalam Alquran pun mengabadikan tentang bagaimana kesempatan diberikan kepada orang-orang musyrik untuk menunjukkan kekuatan sembahan-sembahan mereka. Dikatakan sebagai berikut:
قُلْ اَرُوْنِيَ الَّذِيْنَ اَلْحَقْتُمْ بِهٖ شُرَكَاۤءَ كَلَّا ۗبَلْ هُوَ اللّٰهُ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
"Katakanlah, “Perlihatkanlah kepadaku sembahan-sembahan yang kamu hubungkan dengan Dia sebagai sekutu-sekutu(-Nya), tidak mungkin! Sebenarnya Dialah Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana." (QS. Saba' ayat 27)
Sebagai utusan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW yakin bahwa beliaulah orang yang mendapat petunjuk, dan para penyembah berhala adalah orang-orang yang sesat. Nabi SAW juga yakin pelanggaran itu adalah gambaran orang yang menyembah selain Allah SWT.
Namun, sikap diri beliaulah yang paling benar tidak dilakukan Nabi SAW karena justru itu merendahkan diri beliau di depan musuhnya. Karena itu, Nabi Muhammad SAW meminta orang-orang musyrik untuk menyampaikan argumentasi mereka dengan semua bukti yang mereka bisa. Sebagaimana dikatakan dalam Surat Saba' ayat 27 tersebut.
Dalam ayat tersebut, orang-orang musyrik diminta untuk menunjukkan segala sesuatu yang telah diberikan kepada mereka, berupa argumentasi dan bukti yang benar, karena Nabi SAW akan mendengarkan argumentasi mereka.
Jika orang-orang musyrik tidak mampu membuktikannya, maka sampailah pada pengakuan ihwal memilih Allah SWT sebagai sumber rezeki dan kekuasaan mutlak. Maka, tidaklah adil jika Allah memberi, mencipta, dan melimpahkan berkah, tetapi menyembah selain-Nya.
Jadwal dan tema debat capres pemilu 2024...