Tiga Orang yang tidak Tertolak Doanya

Hendaklah kalian senantiasa berdzikir mengingat Allah saat kondisi lapang.

Republika/Prayogi
Umat muslim melaksanakan shalat sunah di Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Kamis (4/5/2023). Raudhah dan makam Nabi Muhammad SAW yang berada di kawasan Masjid Nabawi tersebut menjadi salah satu tujuan umat Islam saat berkunjung ke Kota Madinah. Tempat tersebut menjadi area favorit para jamaah untuk melakukan amalan ibadah kepada Allah SWT yang diyakini menjadi tempat mustajab berdoa. Saat ini untuk masuk ke Raudhah diperlukan tasreh (izin masuk) yang dapat dapat diajukan secara mandiri melalui platform Nusuk, sebuah aplikasi yang disediakan Kerajaan Arab Saudi.
Rep: Rossi Handayani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdapat tiga kriteria orang yang berdoa tidak akan tertolak. Dalam sebuah hadits disebutkan, ketiga orang tersebut di antaranya orang yang banyak berdzikir, orang yang terzalimi, dan penguasa adil.

Allah ta’ala berfirman,

”وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا”

Artinya: “Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. QS. Al-Ahzab ayat 35.

Melalui pesan Telegram, pengasuh pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'i Jember Ustadz Abdullah Zaen menjelaskan, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

”ثَلاثَةٌ لا يَردُّ اللهُ دُعَاءَهُمْ؛ الذَّاكر الله كَثِيرًا، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَالإِمَامُ الْمُقْسِط”

“Ada tiga orang yang doanya tidak akan ditolak Allah. (1) Orang yang banyak berdzikir. (2) Doanya orang yang dizalimi. (3) Penguasa yang adil”. HR. Al-Baihaqy dalam Syu’ab al-Iman dan dinilai hasan oleh al-Albany.

Adh-Dhahhak bin Qais menasehatkan, “Hendaklah kalian senantiasa berdzikir mengingat Allah saat kondisi lapang; niscaya Allah akan mengingat kalian saat kondisi susah. Lihatlah Nabi Yunus ‘alaihis salam. Beliau selalu rajin berdzikir kepada Allah. Saat beliau dimakan paus, Allah berfirman,

”فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ . لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ”

“Sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berdzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap berada di perut (ikan itu) sampai hari kiamat”. QS. Ash-Shaffat ayat 143-144.

Baca Juga


Bandingkan dengan Fir’aun yang jahat...

Bandingkan dengan Fir’aun yang jahat dan lalai dari berdzikir kepada Allah. Saat dia tenggelam dan berkata, “Sekarang aku beriman”, Allah menimpali,

”آلآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ”

“Mengapa baru sekarang (kamu beriman)?! Padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan”. QS. Yunus ayat 91.

Rasyid bin Sa’ad menuturkan, “Suatu hari ada seseorang yang datang kepada Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu seraya berkata, “Nasehatilah aku!”.

Beliau menjawab,

”اذْكُرِ اللَّهَ فِي السَّرَّاءِ يَذْكُرُكِ فِي الضَّرَّاءِ”

“Ingatlah Allah saat kondisimu lapang, niscaya Allah akan mengingatmu saat engkau susah”. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam az-Zuhd.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler