Israel Akui Sulit Kalahkan Hamas
Zionis Israel membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bisa melumpuhkan Hamas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, secara tidak langsung mengakui sulit untuk mengatasi perlawanan pejuang Hamas. Dia mengatakan negeri Zionis Israel membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bisa melumpuhkan perlawanan jihad Hamas.
Pernyataan tersebut disampaikan Gallant dalam pertemuannya dengan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, pada Kamis (14/12/2023). Penasehat Presiden Joe Biden tersebut tiba di Israel untuk membahas perang Israel di Jalur Gaza.
‘’Kami sangat mengapresiasi komitmen pribadi Penasihat Keamanan Nasional Sullivan dalam upaya pembebasan para sandera serta bantuannya dalam upaya diplomatik dan keamanan untuk mengirimkan peralatan keamanan ke Israel,’’ kata Gallant kepada wartawan di pengujung pertemuan itu, seperti disadur Antara dikutip dari Channel 13, Kamis.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga menjamu Sullivan di kantornya. Setelah bertemu dengan Menteri Pertahanan dan Perdana Menteri, Sullivan dijadwalkan bertemu dengan kabinet perang Israel yang dipimpin oleh Netanyahu pada Kamis malam waktu setempat.
Kunjungan Sullivan ke Israel dilakukan dua hari setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa Israel mulai kehilangan dukungan dari seluruh dunia. Biden pun mengecam serangan Israel ke Gaza yang dinilainya tidak pandang bulu alias brutal.
Channel 13 Israel melaporkan bahwa Israel berencana mengakhiri periode serangan besar yang sedang berlangsung di Jalur Gaza pada akhir Januari 2024 mendatang. Washington meminta agar Israel mengakhiri perang di Gaza pada awal Januari. ‘’Tetapi Israel memandang hal itu tak mungkin terjadi,’’ sebut lembaga penyiaran tersebut.
Saluran itu mengatakan bahwa Israel masih ngotot ingin melenyapkan Hamas. Israel memperkirakan upaya pelumpuhan kemampuan militer Hamas akan berlangsung sepanjang tahun 2024, demikian kata media tersebut.