Pakar Terangkan Serba-Serbi Mycoplasma Pneumonia

Mycoplasma pneumonia merupakan penyakit infeksi jaringan paru akibat mikroorganisme.

Antara/Jojon
Petugas medis Dinas Kesehatan Kendari mempersiapkan suntikan PCV untuk balita di Pos Pelayanan Keluarga Berencana di Kecamatan Baruga, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (12/12/2023). Kementerian Kesehatan menetapkan vaksin pneumococcus konyugasi (PCV) ke dalam program imunisasi rutin untuk melindungi dan mencegah kematian pada anak-anak akibat pneumonia, yaitu peradangan paru paru yang disebabkan oleh infeksi.
Rep: Wilda Fizriyani Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Setidaknya terdapat tiga anak yang terpapar mycoplasma pneumonia di Jakarta pada bulan lalu. Situasi ini membuat masyarakat panik, mengingat kenangan buruk yang terjadi akibat Covid-19 beberapa tahun lalu.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (UMM), Thahri Iskandar, pun memberikan pandangannya. Setelah kasus Covid-19 mereda, kata dia, masyarakat mulai meninggalkan kebiasaan hidup sehat.

Masyarakat seolah tak acuh dengan penggunaan masker dan tidak memperdulikan kebersihan diri seperti rajin cuci tangan dan menjaga jarak. "Hal ini yang menjadi alasan utama bakteri tumbuh di  lingkungan sekitar tempat tinggal," ucapnya.

Pneumonia itu sebenarnya penyakit yang sudah lama bahkan sebelum Covid-19. Penyebab hingga pengobatannya pun jelas dan tidak seperti Covid-19.

Mycoplasma pneumonia merupakan penyakit infeksi jaringan paru yang diakibatkan oleh mikroorganisme, dapat berupa virus, bakteri, jamur hingga parasit. Penyakit ini umumnya menyerang anak karena daya tahan tubuh yang belum stabil dan berbeda dengan orang dewasa. Adapun beberapa gejalanya adalah demam, tenggorokan nyeri, sesak, batuk, nyeri otot, pusing, lemas, dan pada anak anak bisa disertai diare.

Dia mengingatkan pneumonia ini penyakit yang bersifat menular. "Oleh karena itu, orang dewasa yang terpapar wajib menjaga jarak dengan anak dan menjaga lingkungan tetap bersih,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.

Salah satu upaya pencegahan penyakit ini adalah dengan menjaga lingkungan sekitar. Lingkungan yang kotor akan membuat banyak bakteri tumbuh dan berkembang. Situasi ini pada akhirnya menyerang daya tahan tubuh manusia, utamanya anak. Pola hidup sehat seperti tidur cukup, makan makanan bergizi,  berprotein dan rajin olahraga juga bisa sangat mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang.

Ia meminta masyarakat untuk tidak perlu panik. Jika anak mulai merasakan gejala seperti di atas, segera bawa ke dokter dan jangan menduga-duga. "Apalagi jika gejala berlangsung lebih dari satu munggu,” kata dia.

Baca Juga


Waspada pneumonia pada anak - (Tim Infografis Republika)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler