Rupiah Cenderung Menguat Terbatas Jelang RDG Bank Indonesia

Tak ada data ekonomi penting domestik maupun luar negeri, rupiah diprediksi datar.

Republika/Thoudy Badai
Petugas menunjukan uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing PT Valuta Inti Prima di Cikini, Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis DCFX Futures Lukman Leong memperkirakan rupiah cenderung menguat terbatas terhadap dolar AS menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).

Baca Juga


"Dengan absennya data ekonomi penting dari dalam maupun luar negeri, rupiah diperkirakan akan datar dengan kecenderungan menguat terbatas terhadap dolar AS yang masih tertekan oleh prospek suku bunga The Fed," kata Lukman disiarkan ANTARA di Jakarta, Selasa (19/12/2023).

Pasar menantikan arah kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR dalam RDG Bank Indonesia pada 20-21 Desember 2023.

BI diperkirakan masih akan menahan suku bunga. Sedangkan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed diperkirakan 63 persen akan memangkas suku bunga pada Maret 2024.

Dalam RDG BI sebelumnya pada 22 dan 23 November 2023, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level 6 persen. Suku bunga deposit facility juga dipertahankan di level 5,25 persen dan suku bunga lending facility di posisi 6,75 persen.

Keputusan tersebut tetap konsisten dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak ketidakpastian global, serta sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi.

Pada perdagangan Selasa, Lukman memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 15.450 per dolar AS hingga Rp 15.550 per dolar AS. Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi tergelincir 12 poin atau 0,07 persen menjadi Rp 15.522 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.510 per dolar AS.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler