MER-C Desak WHO Turun Tangan Bela Rumah Sakit di Gaza

Rumah sakit, terutama dalam situasi konflik, harus tetap menjadi zona aman.

AP Photo/Mohammed Dahman
Paramedis Palestina memeriksa kerusakan di ruang pasien akibat serangan Israel di bangsal bersalin Rumah Sakit Nasser di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Ahad (17/12/2023).
Rep: Muhyiddin Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), dr Sarbini Abdul Murad mengirimkan surat terbuka kepada Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus tentang panggilan darurat untuk perlindungan dan pengaktifan kembali semua rumah sakit di Gaza, Palestina. Dalam surat itu, dr Sarbini mendesak Direktur WHO agar turun tangan melindungi Rumah Sakit di Gaza.

Baca Juga


"MER-C Indonesia, atas nama masyarakat Indonesia, mendesak Organisasi Kesehatan Dunia untuk turun tangan dan membela perlindungan semua rumah sakit di sepanjang Jalur Gaza agar tidak digunakan sebagai instalasi militer," ujar Sarbini dikutip dari surat terbuka MER-C yang diterima Republika.co.id, Ahad (24/12/2023).

Dalam surat itu, dr Sarbini menjelaskan, pihaknya telah memperhatikan bahwa banyak rumah sakit di Gaza yang telah dikelilingi, diserang, dan yang lebih buruk lagi, telah digunakan sebagai markas militer oleh Israel Defense Forces (IDF), seperti yang terjadi pada Rumah Sakit Indonesia. "Kami sangat prihatin atas potensi dampak tindakan ini terhadap keselamatan dan misi kemanusiaan fasilitas medis tersebut," ucap dia. 

Sarbini percaya bahwa rumah sakit, terutama dalam situasi konflik, harus tetap menjadi zona aman, dilindungi bahkan selama masa perang, agar dapat menjalankan tugas mulia mereka dalam merawat dan menyelamatkan nyawa korban perang.

"Selain itu, kami dengan tulus meminta bantuan segera dari WHO dalam mengaktifkan kembali dan memastikan fungsi yang benar dari rumah sakit di Gaza, khususnya Rumah Sakit Indonesia sebagai pusat medis utama di utara Jalur Gaza, yang akan memberikan kontribusi besar terhadap pelayanan medis yang dibutuhkan di daerah yang dilanda konflik ini," kata Sarbini. 

MER-C Indonesia yakin bahwa WHO, dengan kekuatan dan misi mulianya untuk menyelamatkan nyawa dan menegakkan prinsip kemanusiaan, dapat memainkan peran penting dalam melindungi kesucian fasilitas medis. Termasuk juga memastikan akses ke layanan kesehatan yang penting bagi populasi yang terkena dampak.

Sarbini menambahkan, MER-C menghargai perhatian dan tindakan cepat Direktur WHO terhadap masalah ini, serta mengapresiasi komitmen WHO untuk memajukan kesejahteraan komunitas di zona konflik.  "Kami menantikan tanggapan positif dan kerjasama Anda dalam melindungi dan mengaktifkan kembali Rumah Sakit Indonesia dan fasilitas medis penting lainnya di Jalur Gaza. Terima kasih atas dedikasi Anda terhadap kesehatan global dan nilai-nilai kemanusiaan," jelas Sarbini. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler