Skandal Daihatsu, Toyota Sertifikasi Ulang Veloz
Toyota sedang melakukan pembicaraan dengan pihak berwenang di ASEAN.
REPUBLIKA.CO.ID,BURIRAM— Toyota Motor Corp telah menghentikan pengiriman enam model kendaraan ke lima negara Asia Tenggara, akibat skandal keselamatan yang melanda anak perusahaannya, Daihatsu Motor Co.
Investigasi terkait skandal Daihatsu menemukan perusahaan otomotif tersebut tidak menguji kendaraannya dengan benar untuk keselamatan tabrakan. Daihatsu telah menangguhkan semua pengiriman dan menghentikan operasi di pabriknya di Jepang.
Keenam model tersebut merupakan kendaraan merek Toyota yang turut dikembangkan oleh Daihatsu.
Toyota mengatakan pembicaraan sedang dilakukan dengan pihak berwenang di masing-masing negara mengenai kapan akan melanjutkan pengiriman. Mobil-mobil tersebut saat ini tidak dikirim ke Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, atau Kamboja.
Toyota menghentikan pengiriman mobil kompak Veloz dan Avanza serta empat model lainnya mulai Rabu, ketika pihak ketiga melaporkan menemukan banyak contoh pelanggaran yang dilakukan Daihatsu selama jangka waktu yang lama. Toyota juga telah melaporkan rincian penipuan tersebut kepada pihak berwenang di masing-masing negara.
Sistem sertifikasi kendaraan berbeda-beda di setiap negara. Di Thailand, Toyota akan melakukan sertifikasi ulang Veloz berdasarkan instruksi dari otoritas Thailand.
Pengiriman yang terkena dampak ini menyumbang sekitar 5 persen dari produksi Toyota di Asia dan diperkirakan tidak akan berdampak besar.
“Kami ingin melanjutkan pengiriman sepenuhnya tahun depan,” Masahiko Maeda, CEO Toyota wilayah Asia, mengatakan kepada wartawan di Thailand pada hari Sabtu (23/12/2023).
Daihatsu menjalankan bisnis di luar negeri antara lain melalui usaha patungan dengan perusahaan lokal, dan memiliki empat pabrik di Malaysia dan Indonesia. Daihatsu, yang memproduksi sekitar 860.000 unit di luar negeri pada tahun fiskal 2022, memasok sebagian kendaraannya ke Toyota.
Di Malaysia, Daihatsu memiliki 20 persen saham di pabrikan lokal Perodua Manufacturing Sdn Bhd, yang memiliki pangsa volume penjualan tertinggi, sebesar 40 persen, pada tahun 2022. Meskipun pengiriman telah ditangguhkan, produksi tetap berjalan.