Skandal Kecurangan Uji Keselamatan Daihatsu Termasuk Model yang Dipasarkan di Indonesia

Pelanggaran Daihatsu terjadi di 64 model, termasuk 22 model yang dijual Toyota.

REUTERS
Logo Daihatsu Motors terpampang di arena Tokyo Motor Show 2017. Daihatsu menyetop pengiriman seluruh model kendaraanya termasuk yang dipasarkan di Indonesia.
Red: Firkah fansuri

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO-Anak perusahaan Grup Toyota, Daihatsu, mengatakan pada Rabu (20/12/2023) bahwa pihaknya akan menangguhkan pengiriman semua model mobil yang saat ini diproduksi baik di Jepang maupun di luar Jepang. Hal itu menyusul pengungkapan baru tentang kecurangan dalam uji keselamatan (Kazuhiro NOGI).

Baca Juga


“Daihatsu hari ini memutuskan untuk menghentikan sementara pengiriman semua model yang dikembangkan Daihatsu yang saat ini sedang diproduksi, baik di Jepang maupun di luar negeri,” kata Toyota dalam sebuah pernyataan menyusul laporan panel independen mengenai skandal uji keselamatan yang dilakukan oleh Daihatsu.

Daihatsu memproduksi 1,1 juta kendaraan selama 10 bulan pertama tahun ini, hampir 40 persen di antaranya diproduksi di luar negeri, menurut data Toyota. Perusahaan ini menjual sekitar 660 ribu kendaraan di seluruh dunia selama periode tersebut dan menyumbang 7 persen dari penjualan Toyota.

Toyota mengatakan pada hari Rabu bahwa model yang terkena dampak termasuk model untuk pasar Asia Tenggara seperti Thailand, Indonesia, Malaysia, Kamboja dan Vietnam serta negara-negara Amerika tengah dan Selatan seperti Meksiko, Ekuador, Peru, Chili, Bolivia dan Uruguay.

"Investigasi independen menemukan kejanggalan baru pada 174 item dalam 25 kategori pengujian selain kesalahan yang sebelumnya terdeteksi pada bulan April dan Mei yang melibatkan bagian pintu dan uji tabrakan samping,” kata Toyota.

Jumlah model mobil yang dikaitkan dengan pelanggaran kini berjumlah 64, termasuk 22 model yang dijual oleh Toyota.

“Dengan sertifikasi yang menjadi ‘persyaratan utama’ bagi produsen mobil untuk menjalankan bisnis, kami menyadari betapa parahnya pengabaian Daihatsu, yang telah mengguncang fondasi perusahaan sebagai produsen mobil,” kata Toyota.

Dalam pernyataannya sendiri, Daihatsu menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya  karena mengkhianati kepercayaan pelanggan dan pemangku kepentingan.

Toyota dan Daihatsu mengatakan mereka tidak mengetahui adanya kecelakaan yang diakibatkan pemalsuan tersebut, namun "verifikasi teknis menyeluruh" sedang dilakukan.

Lembaga penyiaran publik NHK melaporkan bahwa kementerian transportasi Jepang akan melakukan inspeksi di tempat terhadap Daihatsu pada Kamis ini.

Dalam ringkasan laporannya yang diterbitkan Rabu, panel independen menyalahkan kesalahan Daihatsu pada beberapa faktor termasuk tekanan ekstrim karena jadwal pengembangan yang terlalu ketat dan kaku dan kurangnya keahlian para manajer.

“Lingkungan kerja juga kurang transparan, dan bahkan jika terjadi penyimpangan atau penipuan, hal tersebut tidak akan terdeteksi,” kata laporan itu.

Pada bulan April, Daihatsu mengaku memalsukan hasil uji tabrak untuk empat modelnya, yang melibatkan total 88 ribu kendaraan yang diproduksi di Thailand dan Malaysia pada tahun 2022 dan 2023.

Kemudian pada bulan Mei, mereka mengumumkan penghentian produksi dua model kendaraan hibrida di Jepang karena kejanggalan’ serupa, termasuk SUV Toyota Raize, yang diproduksi atas nama perusahaan induknya.

“Kami yakin untuk mencegah terulangnya kembali, selain peninjauan operasi sertifikasi, diperlukan reformasi mendasar untuk merevitalisasi Daihatsu sebagai sebuah perusahaan,” kata Toyota.

Didirikan pada tahun 1907 untuk memproduksi mesin pembakaran internal, perusahaan yang berbasis di Osaka ini meluncurkan kendaraan roda tiga pertamanya pada tahun 1931, sebelum diambil alih oleh Toyota pada tahun 1967.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler