Takut Diserang Houthi, Kapal Kargo Jepang Hindari Laut Merah

Perubahan rute pelayaran dapat menyebabkan penundaan pengiriman kargo.

EPA-EFE/HOUTHIS MEDIA CENTER
Foto selebaran yang disediakan oleh pusat media Houthi menunjukkan helikopter yang dioperasikan Houthi terbang di atas kapal kargo Galaxy Leader di Laut Merah lepas pantai Hodeidah, (20/11/2023).
Rep: Kamran Dikarma Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kapal-kapal kargo komersial Jepang mulai menghindari pelayaran melewati Laut Merah. Hal itu karena mereka khawatir menjadi sasaran serangan kelompok Houthi Yaman.

Perusahaan pelayaran Jepang Nippon Yusen dan Mitsui O.S.K. Lines telah mengubah arah kapal mereka menjauh dari Laut Merah. Langkah tersebut turut diambil perusahaan pelayaran Jepang lainnya, yakni Kawasaki Kisen Kaisha. Sebaliknya, kapal-kapal Jepang melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan dan melintasi Amerika Utara.

“(Perubahan rute diambil) kemungkinan bahwa mereka yang memiliki hubungan dengan Israel dapat menjadi sasaran Houthi,” lapor stasiun televisi Jepang NHK, Senin (25/12/2023).

Perubahan jalur laut dengan menghindari pelayaran melintasi Laut Merah dapat menyebabkan penundaan pengiriman kargo. Hal itu karena Laut Merah merupakan jalur terpendek antara Asia dan Eropa melalui Terusan Suez. Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar.

Pada 18 Desember 2023, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengumumkan peluncuran Operation Prosperity Guardian (OPG). Dia mengatakan OPG dibentuk sebagai respons atas serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah.

Baca Juga


“Meningkatnya serangan Houthi yang berasal dari Yaman baru-baru ini mengancam kebebasan perdagangan, membahayakan pelaut yang tidak bersalah, dan melanggar hukum internasional,” ujar Austin.

Dia menambahkan negara-negara...

Dia menambahkan negara-negara yang berupaya menjunjung kebebasan navigasi perlu bersatu untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh aktor non-negara tersebut. Negara-negara yang tergabung dalam satgas maritim OPG antara lain Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.

Sementara itu, kelompok Houthi menyampaikan pembentukan satgas maritim oleh AS dan sekutunya tidak akan mengubah sikap serta dukungan mereka untuk Palestina. “Posisi kami tidak akan berubah terhadap isu Palestina, baik aliansi angkatan laut dibentuk maupun tidak,” kata pejabat Houthi Mohammed Abdulsalam kepada Reuters, 19 Desember 2023.

“Posisi kami dalam mendukung Palestina dan Jalur Gaza akan tetap ada hingga berakhirnya pengepungan, masuknya makanan dan obat-obatan, dan dukungan kami terhadap rakyat Palestina yang tertindas akan terus berlanjut,” tambah Abdulsalam.

Terkait satgas maritim yang dibentuk AS di Laut Merah, Abdulsalam menegaskan Houthi hanya menyerang kapal-kapal Israel atau yang berlayar menuju Israel. Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan Aljazirah pada 18 Desember 2023, anggota Politbiro Houthi Mohammed Al-Bukhaiti mengatakan, sebelum satgas maritim di Laut Merah dibentuk, AS sempat membangun kontak tidak langsung dengan Houthi.

Menurut Al-Bukhaiti, dalam kontak tak langsung tersebut, AS menyampaikan mereka tidak akan menghalangi upaya menuju perdamaian di Yaman. Namun, sebagai imbalannya, AS meminta Houthi menghentikan operasi militernya di Laut Merah. “Kami dengan tegas menolak hal ini,” ujar Al-Bukhaiti.

Houthi telah meluncurkan serangan ke sejumlah kapal kargo komersial yang melintas di Laut Merah. Houthi mengklaim, mereka hanya menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel. Sebab serangan tersebut merupakan bentuk dukungan Houthi terhadap perlawanan dan perjuangan Palestina.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler