Brokoli Mengandung Nutrisi Pencegah Kanker
Fitokimia bernama sulforaphane pada brokoli menawarkan sifat antikanker.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai penelitian terus mencari tahu cara menekan risiko kanker, termasuk lewat pilihan makanan yang sehat. Seorang dokter telah mengungkap bahwa ada nutrisi dalam makanan yang bisa membantu mencegah terjadinya kondisi mematikan tersebut.
Dokter rumah sakit onkologi Tim Tiutan yang berpengalaman merawat pasien kanker mengatakan nutrisi itu adalah sulforaphane, salah satu bentuk fitokimia (nutrien dalam tumbuhan). Sulforaphane termuat dalam makanan hijau dan punya antikanker yang kuat.
Lewat akun TikTok-nya, Tiutan menguraikan fitokimia yang dapat membantu melawan kanker. Sang dokter memberitahukan kabar baiknya, bahwa sayuran yang mengandung fitokimia tidak mahal dan tak sulit ditemukan, salah satunya brokoli.
"(Fitokimia) pertama kali dipelajari secara ekstensif pada tahun 1990-an oleh dr Jed Fahey di Universitas Johns Hopkins. Mengingat penelitian menarik yang menunjukkan sifat antikarsinogeniknya, penjualan brokoli meroket di seluruh dunia pada saat itu," ungkapnya.
Dikutip dari laman Express, Jumat (29/12/2023), penelitian yang dikutip Tiutan itu mengungkap bahwa fitokimia bernama sulforaphane menawarkan sifat antikanker, terutama pada kanker payudara dan usus besar. Banyak studi laboratorium lain menunjukkan sulforaphane memiliki sifat antikarsinogenik.
Penelitian yang diterbitkan di Journal of Oral and Maxillofacial Pathology menyimpulkan bahwa mengonsumsi sayuran yang mengandung sulforaphane secara teratur bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan secara umum. Termasuk, mengurangi risiko kanker.
Tiutan menawarkan kiat profesional untuk memastikan semua orang mendapatkan cukup senyawa ampuh. Caranya, memakan brokoli yang masih berbentuk kecambah karena kandungan senyawanya lebih kaya.
Tak cuma brokoli, sulforaphane juga bisa ditemukan di kubis, kangkung, dan sayuran lainnya. Selain itu, bisa juga mengonsumsi suplemen dengan fitokimia antikanker yang kuat.
Di sisi lain, Tiutan mencatat bahwa suplemen yang mengandung sulforaphane belum diteliti secara ekstensif dan belum disetujui oleh Food and Drug Administration. Oleh karena itu, lebih baik mengonsumsinya dalam bentuk alami.