10 Kota di AS Ini akan Alami Perubahan Iklim Terburuk di 2050
Sejumlah kota di AS menjadi rentan bencana ekstrem karena perubahan iklim.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kota-kota di wilayah selatan Amerika menjadi salah satu kawasan yang rentan bencana ekstrem akibat perubahan iklim. Area yang membentang dari Alabama hingga sebagian California diprediksi akan mengalami perubahan iklim terburuk pada 2050.
Analisa pasar asuransi online AS, Policygenius, mengevaluasi risiko iklim di 50 kota terpadat di Amerika berdasarkan kemungkinan mereka mengalami masalah iklim pada 2050, seperti gelombang panas, banjir dan kenaikan permukaan air laut, kualitas udara, angin topan, tornado hingga kebakaran hutan.
Penelitian ini menggunakan data yang tersedia untuk umum dari Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA), Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), dan penelitian lainnya.
Dilansir Business Insider, Sabtu (30/12/2023) daftar 10 kota teratas yang paling berisiko mengalami perubahan iklim terburuk.
1. Houston, Texas
Dihuni oleh 2.302.878 jiwa, Houston paling berisiko terhadap panas dan kelembaban yang ekstrem, kualitas udara, banjir dan kenaikan permukaan laut. Menurut Policygenius, warga Texas diperkirakan akan mengalami 85 hari panas ekstrem per tahun pada tahun 2050.
Dalam beberapa tahun terakhir, Houston pernah diterjang badai Harvey pada 2017. Lalu badai musim dingin yang tidak terduga pada 2021 yang membekukan jalan dan menghambat jaringan listrik, membuat jutaan orang tidak memiliki listrik.
2. Miami, Florida
Populasi di Miami mencapai 449.514 jiwa. Menurut Policygenius, kawasan ini paling berisiko terhadap bencana alam, banjir dan kenaikan permukaan laut.
Policygenius memprediksi, kenaikan permukaan laut akan berdampak pada 5 persen properti di Miami. Persentase properti yang diproyeksikan berada di dataran banjir 100 tahunan pada tahun 2050 adalah 42 persen untuk Miami.
Selain itu, badai tropis dan angin topan adalah kejadian rutin setiap tahun. Runtuhnya kondominium di lingkungan Surfside pada tahun 2021 sebagian disebabkan oleh iklim.
3. Tampa, Florida
Tampa dihuni oleh 398.173 jiwa. Menurut Policygenius, kawasan ini paling berisiko terhadap bencana alam, panas ekstrem, banjir, dan kenaikan permukaan laut
Persentase properti yang diproyeksikan berada di dataran banjir 100 tahunan pada tahun 2050 adalah 24 persen untuk Tampa, menurut Policygenius. Tampa juga diperkirakan akan mengalami 56 hari dengan cuaca panas yang ekstrem.
4. Jacksonville, Florida
Populasi kawasan ini mencapai 971.319 jiwa. Menurut Policygenius, Jacksonville paling berisiko terhadap banjir dan kenaikan permukaan air laut, panas dan kelembapan yang ekstrem. Policygenius memperkirakan, Jacksonville akan mengalami 57 hari panas ekstrem dalam setahun pada tahun 2050. Kenaikan permukaan laut juga akan berdampak pada 1,24 persen properti di Jacksonville.
5. Orlando, Florida
Menurut Policygenius, Orlando paling berisiko terhadap panas dan kelembaban ekstrem, bencana alam. Policygenius memperkirakan pada tahun 2050, Orlando akan mengalami hari-hari dengan panas paling ekstrem yaitu 64 hari, dan menambahkan bahwa angin topan dan tornado memiliki kemungkinan yang relatif tinggi untuk terjadi di setiap kota di Florida.
Beberapa bulan Orlando pernah dilanda Badai Ian, dan penduduk masih memperbaiki rumah mereka dari kerusakan.
6. New Orleans, Louisiana
Populasi New Orleans mencapai 369.749 jiwa. Kawasan ini paling berisiko terhadap banjir dan kenaikan permukaan air laut, panas dan kelembapan yang ekstrem.
Policygenius memprediksi, proyeksi dataran banjir 100 tahun sangat mengerikan. 99 persen rumah di New Orleans akan berada di dataran banjir 100 tahunan pada tahun 2050, meningkat 66 persen dari hari ini.
Pada tahun-tahun setelah Badai Katrina tahun 2005, badai-badai lain telah mempengaruhi New Orleans. Pada tahun 2021, setahun setelah Badai Zeta, Ida melumpuhkan listrik dan bahkan membalikkan aliran Sungai Mississippi, menurut Associated Press.
7. Los Angeles
Populasi Los Angeles yaitu 3.822.238 jiwa. Kawasan itu paling berisiko terhadap kualitas udara, bencana alam. Menurut Policygenius, hanya 15 persen dari hari-hari yang diukur yang terdaftar sebagai kualitas udara "baik" di LA pada tahun 2021. Selain itu, ada risiko kebakaran hutan yang tinggi, memperburuk kabut asap dan polusi yang sudah buruk yang disebabkan oleh pelabuhan pengiriman yang padat.
Laporan "State of the Air" tahun 2023 dari American Lung Association memberi Los Angeles nilai F, dengan 112 hari ozon tidak sehat. Menurut laporan itu, Los Angeles adalah kota paling berasap di negara ini
8. Memphis, Tennessee
Populasi Memphis mencapai 621.056 jiwa. Kawasan ini paling berisiko terhadap panas dan kelembapan ekstrem, bencana alam. Menurut Policygenius, kota ini diperkirakan akan mengalami 63 hari panas ekstrem per tahun pada tahun 2050, dan sekitar 49 hari dengan panas dan kelembapan tinggi.
Badai petir dan angin kencang menyebabkan kerusakan dan pemadaman listrik senilai 25 juta dolar AS pada bulan Juni, menurut Fox 13 Memphis.
9. Riverside, California
Dengan populasi 320.764 jiwa, Riverside paling berisiko terhadap kualitas udara. Riverside terletak 60 mil di sebelah timur Los Angeles dan merupakan salah satu pusat wilayah yang disebut Inland Empire, yang memiliki banyak pabrik dan gudang.
"Pada tahun 2050, kota SoCal diperkirakan akan memiliki jumlah hari dengan suhu panas ekstrem tertinggi dibandingkan kota mana pun dalam penelitian kami: hampir enam bulan atau 178 hari. Kebakaran hutan juga menimbulkan risiko serius bagi daerah tersebut, yang mengakibatkan kualitas udara yang buruk dengan hanya 20 persen hari yang diukur pada tahun 2021 yang tercatat 'baik',” tulis Policygenius.
Menurut laporan lingkungan yang dirilis oleh anggota kongres California Mark Takano pada bulan April, rata-rata keluarga Riverside membayar 4,008 dolar AS per tahun untuk mengobati kasus asma yang disebabkan oleh kualitas udara yang buruk.
10. Pantai Virginia, Virginia
Populasi Pantai Virginia mencapai 455.618, serta paling berisiko terhadap banjir dan kenaikan permukaan laut. Menurut Policygenius, pada tahun 2050, 4 persen properti akan memiliki kemungkinan 10 persen terkena banjir tahunan akibat kenaikan permukaan laut. Dan hampir 17 persen properti akan berada di dataran banjir 100 tahunan, meningkat 6 persen dari saat ini.
Pada tahun 2016, Badai Matthew mencurahkan hujan setinggi 35 centimeter di Pantai Virginia, merusak sekitar 2.000 bangunan dan menyebabkan kerugian sebesar 30 juta dolar AS, menurut Virginian-Pilot.