Begini Prakiraan Cuaca di Yogyakarta di Malam Pergantian Tahun

Hujan intensitas sedang hingga lebat berpotensi memicu bencana hidrometerologi.

Republika/ Wihdan Hidayat
Wisatawan menghabiskan waktu saat libur Nataru 2023 di jalur pedesterian Malioboro, Yogyakarta, Ahad (24/12/2023. Menurut survei Kementerian Perhubungan bahwa akan ada pergerakan 9,6 juta wisatawan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta saat libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Salah satu tempat wisata yang masih menjadi favorit yakni Tugu Pal Putih, Malioboro, dan Keraton Yogyakarta (Gumaton).
Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di seluruh wilayah kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berawan saat malam tahun baru, Ahad (31/12/2023). "Untuk nanti malam pas pergantian tahun DIY diprakirakan berawan," kata Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono saat dihubungi di Yogyakarta. 

Baca Juga


Lima kabupaten/kota di DIY, termasuk kawasan Tugu, Malioboro, dan Keraton Yogyakarta, tercatat memiliki kelembaban udara 65 sampai 95 persen dengan suhu udara 24 sampai 32 derajat Celsius dan diprediksi berawan pada Ahad malam serta cerah berawan pada Senin (1/1/2023) dini hari. Sementara itu, lanjutnya, tinggi gelombang di sepanjang pesisir selatan DIY saat ini berkisar antara 1,25 - 2,5 meter atau kategori sedang.

Menurut Warjono, mengacu hasil analisis dinamika atmosfer, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diprakirakan terjadi pada siang hingga sore hari di Kota Yogyakarta, termasuk kawasan Tugu, Malioboro, dan Keraton Yogyakarta. Potensi hujan sedang-lebat juga diprediksi terjadi pada siang hingga sore di Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo bagian Utara. "Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi memicu kejadian bencana hidrometeorologi," ujarnya. 

Potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang diprakirakan juga masih terjadi pada 1 dan 2 Januari 2024 di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul bagian utara, Kulon Progo bagian utara, dan Gunungkidul bagian utara pada siang hingga sore hari.

Warjono menyebutkan potensi hujan sedang-lebat disertai petir tersebut dipengaruhi adanya sirkulasi siklonik di Kalimantan. Sehingga menyebabkan daerah belokan angin (shearline) di Laut Jawa yang menyebabkan perlambatan kecepatan angin.

Secara umum pola angin baratan mulai aktif, namun sebagai dampak pola siklonik tersebut pola angin yang mendominasi di wilayah Jawa pada umumnya dan DIY pada khususnya masih bertiup dari arah Tenggara-Selatan dengan kecepatan berkisar 20 sampai 35 kilo meter per jam. "Silakan untuk menjalankan aktivitas, namun terus memonitor publikasi informasi BMKG agar dapat melakukan langkah-langkah yang lebih aman dan nyaman," ujar Warjono.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler