Tolak MNC, TKN Minta KPU Cari Stasiun TV Netral untuk Penyelenggara Debat
Pelaksanaan debat ketiga akan berlangsung pada 7 Januari 2024.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Indonesia Maju, Afriansyah Noor, meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) memilih stasiun televisi yang netral untuk menyiarkan debat calon presiden edisi ketiga. Afriansyah menilai MNC Group yang mendapatkan giliran menyiarkan debat capres edisi tiga bukanlah media yang netral.
Menurut dia, MNC adalah milik, Hary Tanoesoedibjo, Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) yang merupakan bagian dari parpol koalisi pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Kami harap, media yang menyiarkan debat capres adalah media yang tidak terkontaminasi dengan kelompok (pendukung paslon) manapun. Kami tidak marah MNC jadi panitia, tapi carilah televisi penyelenggara yang netral," kata Afriansyah Noor, kepada Republika, Selasa (2/1/2024).
Afriansyah menyebut debat capres maupun cawapres yang disiarkan di televisi akan ditonton jutaan masyarakat Indonesia. Di mana menurut dia debat capres dapat sedikit banyaknya mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap capresnya pada Pemilu 14 Februari 2024 nanti.
Sehingga TKN Prabowo Gibran kata Afriansyah menginginkan televisi yang menyiarkan debat adalah lembaga penyiaran yang netral dan tidak terafiliasi ke kekuatan politik manapun.
Afriansyah tidak mempermasalahkan dukungan Hary Tanoesoedibjo bersama Perindo untuk pasangan 3 Ganjar-Mahfud. Namun, ia mengaku tidak ingin kepentingan Hary Tanoesoedibjo dan Perindo nanti merusak independensi MNC Group sebagai panitia penyelenggara debat.
"Kita tahu Perindo itu kan sudah memberikan dukungan kepada salah satu paslon yang ikut. Artinya mereka ada di 3. Sebagai masyarakat dan sebagai TKN, kami harapkan media tersebut media yang netral yang tak terkontaminasi," ujar Afriansyah.
Pelaksanaan debat ketiga akan berlangsung pada 7 Januari 2024. Yang akan tampil adalah para capres yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Tema debat ketiga akan membahas isu pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.
Ikuti Whatsapp Channel Republika