Cina Minta Masyarakat Taiwan Dorong Proses Reunifikasi Damai

Soal Taiwan, Cina tegaskan prinsip satu negara dua sistem.

EPA-EFE/RITCHIE B.TONGO
Bendera Taiwan. Taiwan selalu menyebut bahwa Cina tidak pernah memerintahnya dan tak berhak berbicara atas namanya.
Rep: Kamran Dikarma Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kepala Kantor Urusan Taiwan di Cina Song Tao menyerukan masyarakat Taiwan agar mendorong proses reunifikasi damai. Dia mengeklaim hal itu merupakan keinginan bersama dari rakyat di Taiwan dan Cina daratan.

"Tanah Air pada akhirnya akan bersatu kembali, dan pasti akan bersatu kembali. Ini adalah keinginan dan misi bersama masyarakat di kedua sisi Selat Taiwan," kata Song dalam pesan tahun barunya yang dirilis kantornya pada Selasa (2/1/2024).

Song mengungkapkan, masyarakat Taiwan harus meningkatkan hubungan lintas selat agar kembali ke jalur pembangunan damai yang benar. Dia juga menyerukan masyarakat Taiwan mendorong proses reunifikasi tanah air secara damai.

Song menegaskan kembali dukungan Cina terhadap prinsip "satu negara, dua sistem". Dia pun menekankan bahwa Beijing menolak kemerdekaan formal Taiwan dan upaya intervensi asing atas isu tersebut.

Cina diketahui mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Namun, Taiwan berulang kali menyatakan bahwa ia adalah negara merdeka dengan nama Republik Cina.

Baca Juga


Taiwan selalu menyebut bahwa Beijing tidak pernah memerintahnya dan tak berhak berbicara atas namanya. Situasi itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan dan berpeluang memicu konfrontasi.

Amerika Serikat (AS) merupakan negara yang aktif menyuarakan dukungan terhadap Taiwan. Meski mengakui prinsip "Satu Cina", Washington tetap memberikan bantuan kepada Taipei.

Pada 28 Juli 2023 lalu, AS mengumumkan akan memberikan bantuan militer sebesar 345 juta dolar atau setara Rp5,2 triliun untuk Taiwan. Paket tersebut merupakan tambahan dari hampir 19 miliar dolar AS penjualan jet tempur F-16 dan sistem senjata utama lainnya yang telah disetujui Washington untuk Taipei.

Dalam sebuah wawancara dengan Associated Press awal 2023 lalu, Wakil Menteri Pertahanan AS Kathleen Hicks mengungkapkan, memasok persenjataan ke Taiwan sebelum pecahnya konflik adalah salah satu pelajaran yang diambil Washington dari serangan Rusia ke Ukraina. Taiwan merupakan salah satu isu yang membuat hubungan AS dan Cina dibekap ketegangan.

"(Ukraina) lebih merupakan pendekatan awal yang dingin daripada pendekatan terencana yang telah kami kerjakan untuk Taiwan, dan kami akan menerapkan pelajaran itu," ucapnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler