Arab Saudi Kutuk Ledakan yang Tewaskan Hampir 100 Orang di Iran

Televisi pemerintah Iran melaporkan ledakan pertama dan kedua berselang 15 menit.

Sare Tajalli, ISNA via AP
Keluarga korban ledakan bom berkumpul di halaman sebuah rumah sakit di kota Kerman, sekitar 820 kilometer tenggara ibu kota Teheran, Iran, Rabu, 3 Januari 2024.
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi pada Rabu (3/1/2024), mengutuk dua ledakan yang menewaskan hampir 100 orang dan melukai sejumlah orang. Bom meledak di sebuah upacara di Iran untuk memperingati komandan Qassem Soleimani.

"Kementerian Luar Negeri menegaskan penolakan dan kecaman Kerajaan terhadap pengeboman teroris yang menargetkan warga sipil di Iran," kata sebuah pernyataan, dilansir dari Arab News, Kamis (4/1/2024).

Baca Juga


BACA JUGA: On This Day: 4 Januari 1959 Pesawat Luar Angkasa Luna 1 Terbang Mendekati Bulan

Kementerian luar negeri Saudi menyampaikan belasungkawa dan simpati kepada rakyat Iran. Kementerian juga berharap agar korban yang mengalami luka-luka agar cepat sembuh.

Televisi pemerintah Iran melaporkan ledakan pertama dan kedua berselang 15 menit. Ledakan terjadi pada saat upacara memperingati ulang tahun keempat di pemakaman tempat Soleimani dimakamkan di kota tenggara Kerman. Dia dibunuh oleh pesawat tak berawak AS pada 2020.

Menteri Kesehatan Iran Bahram Eynollahi mengatakan kepada TV pemerintah bahwa jumlah korban tewas mencapai 95 orang, orang sedangkan korban luka sebanyak 211 orang. Seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan, kepada kantor berita negara IRNA bahwa dua alat peledak yang ditanam di sepanjang jalan menuju Pemakaman Martir Kerman diledakkan dari jarak jauh oleh teroris.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Video yang ditayangkan oleh media Iran menunjukkan puluhan mayat berserakan. Beberapa orang mencoba untuk menyelamatkan mereka yang terluka dan yang lainnya bergegas meninggalkan area ledakan.

“Suara yang mengerikan terdengar di sana, terlepas dari semua tindakan keamanan dan keselamatan. Kami masih menyelidiki,” kata Reza Fallah, kepala Kerman Red Crescent Society.

Penyelamat Bulan Sabit Merah mencoba menyelamatkan para korban, namun kerumunan yang besar menyulitkan mereka. “Kami sekarang mengevakuasi yang terluka dan terluka di daerah tersebut. Kerumunan sangat besar dan pekerjaannya cukup sulit semua jalan ke sana diblokir,” kata Fallah.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengutuk keras serangan bom yang terjadi pada acara peringatan kematian Qassem Soleimani di kota Kerman, Iran, Rabu (3/1/2023). Soleimani merupakan mantan komandan Pasukan Quds yang tewas oleh serangan pesawat nirawak (drone) Amerika Serikat (AS) di Irak pada 3 Januari 2020.

“Sekretaris Jenderal mengutuk keras serangan hari ini terhadap upacara peringatan di kota Kerman di Republik Islam Iran, yang dilaporkan menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai lebih banyak lagi. Sekretaris Jenderal menyerukan mereka yang bertanggung jawab untuk dimintai pertanggungjawaban,” kata Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Florencia Soto Nino kepada awak media, dilaporkan Anadolu Agency.

Nino menambahkan, Guterres juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban serta Pemerintah Iran atas serangan teror di Kerman. Guterres pun berharap warga yang terluka dalam insiden itu dapat segera pulih.

Kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA) melaporkan, terdapat dua ledakan berturut-turut dalam acara peringatan kematian Qassem Soleimani. Menurut IRNA, kedua bom ditempatkan di dekat area pemakaman Soleimani dan diledakkan dari jarak jauh.

Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi mengungkapkan, ledakan awal terjadi pada pukul 15:00 waktu setempat. Sementara bom kedua diledakkan ketika orang-orang berkumpul untuk menyelamatkan dan mengevakuasi korban dari ledakan pertama.

Menurut Vahidi, ledakan kedua memakan lebih banyak korban. “Aksi teroris ini akan ditanggapi dengan respons yang kuat dan menghancurkan dari aparat keamanan dan militer dalam waktu sesingkat-singkatnya,” ujar Vahidi.

Bom Tewaskan 103 Jiwa

Hingga berita ini ditulis, serangan bom di Kerman telah menewaskan sedikitnya 103 jiwa. Sementara korban luka menembus setidaknya 188 orang. Iran telah menyatakan hari Kamis (4/1/2024) sebagai hari berkabung nasional.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di Kerman. Namun Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan, mereka yang mendalangi serangan tersebut akan menerima tanggapan keras. Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan, dinas keamanan negaranya akan segera mengidentifikasi para aktor di balik serangan itu, kemudian menghukum mereka.

Terkait Qassem Soleimani, dia tewas di Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada 3 Januari 2020. Soleimani dibunuh saat berada dalam konvoi Popular Mobilization Forces (PMF), pasukan paramiliter Irak yang memiliki kedekatan dengan Iran. Iring-iringan mobil mereka menjadi sasaran tembak pesawat nirawak AS. Mantan presiden AS Donald Trump adalah tokoh yang memerintahkan langsung serangan tersebut.

Trump mengklaim Soleimani sedang merencanakan serangan terhadap misi dan diplomat AS di Timur Tengah. Oleh sebab itu, sebelum Soleimani melancarkan aksinya, AS terlebih dulu mengambil tindakan dengan membunuhnya. 

Iran mengutuk keras pembunuhan Soleimani dan bersumpah akan membalas tindakan Washington. Tak lama setelah peristiwa pembunuhan itu, Iran meluncurkan serangan udara ke markas tentara AS di Irak. Aksi itu sempat menimbulkan kekhawatiran global tentang potensi pecahnya peperangan.

Soleimani merupakan tokoh militer Iran yang memiliki pengaruh besar di kawasan Timur Tengah. Ia dipercaya memimpin Pasukan Quds, sebuah divisi atau sayap dari Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial, termasuk kontra-intelijen di kawasan. Soleimani pun memiliki kedekatan dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler